Sabtu, 30 November 2013

Teman baikku :")

Merasa menjadi orang yang paling jahat, ketika aku memutuskan bersifat dingin kepada teman dekatku. Bermula dari aku yang berniat mendengarkan lagu di BB nya tapi dia enggan meminjamkanya dengan alasan ini itu yang aku tahu itu semua bohongan. Owh, dari situ aku sangat merasa kalau ternyata ini orang nya yang aku anggap teman dekat. Sampai sini aja ternyata, masih ada rahasia yang harus di simpannya. Nah, mulai ssat itu aku putuskan menjaga jarak dengan dia dan mulai menganggapnya teamn biasa aja. Kenal dekat dengan dia mulai dari awal semester II. Saat itu memang kondisi dia masih sering dalam keadaan kurang baik dan sering menyendiri. Mulai saat itu aku putuskan untuk menjalin pertemanan yang baik dan memang dia juga orang baik.
Dan, kembali ke permasalahan selanjutnya. Mulai saat kejadian itu, kira-kira 3 minggu lah aku bersifat dingin ke dia, tapi tetap masih menjalin komunikasi walaupun mungkin gak sedekat sebelum ada kejadian itu. Aku memang kalau udah bete sama orang suka lama sembuhnya walaupun masih berkomunikasi tapi palling durasi bicaranya gak sebanyak ketika aku masih menggapnya orang penting di hidupku. Nah, setelah itu, mulai lah muncul permasalahan-permasalahan baru lagi. Saat itu waktu sudah petang, tapi praktikum baru selesai dan pas pula telah adzan Maghrib, jadi aku putuskan untuk langsung cepat ke Masjid. Usai melaksanakan kewajibanya aku pun menunggu dia lama di Masjid (kebetulan dia lagi red day). Aku tunggu dia tak kunjung datang, aku yang memang kurang bersahabat dengan handphone barulah teringat kalau mungkin saja dia mengrim pesan singat ke aku atau mungkin dia menelpon ku. Setelah aku check ternyata benar. Ada 3 messages dan 2 missed calls.Pesanya yang terakhir dia memintaku untuk memberi kabar kalau aku sudah sampai rumah. Iya, dia ternyata pulang duluan bersama temanku yang juga sangat baik. Jelas saja ini membuat ku sangat bete dengan dia, tapi aku mencoba menenangkan pikiran ini. Sampai rumah aku pun memberikabar dan berbohong kalau aku tidak marah karna dia meninggalkan ku pulang. Padahal mulai dari kampus sampai rumah masih kesel banget sama dia, ditambah pura-pura gak mempermasalhkan lagi kalau dia udah ninggalin aku. Aku memang gitu, suka menyembunyikan kekesalan sendiri tanpa harus orang itu mengetahuinya. Tapi mungkin orang tersebut tahu kalau aku sedang menyembunyikan permasalahan dengan dia dilihat dari sifatku yang berbeda. Dan sejak saat itu apapun yang dia lakuin dan bicarakan aku masih bete walaupunn itu baik, namanya juga orang lagi bete, apapun yang dilakuin pasti kita merasa itu gak baik..
Kalau ada yang memperhatikan pasti kami belakangan ini berubah drastis. Yang sebelumnya sering terlihat kemana-kemana berdua, pun rame-rame pasti kami tetap bersebelahan. Bahkan ada yang bilang dimana ada aku disitu ada dia. Dan belakangan ini jarang kelihatan bersama, jalan rame-rame pasti aku gak disamping dia. Jujurnya tak jarang juga sih aku meliriknya, aku lihat dia sedih banget. Aku yakin pasti karna aku yang berubah sama dia, tapi jahatnya lagi aku seolah belum bisa memaafkan dia. Masih bete, padahal itu kan udah lumayan lama. Tapi yaitu tadi, aku memang susah melupakan sakit hati walaupun itu hanya kecil. Sebenarnya aku juga merasa kehilangan juga, biasanya aku selalu pulang dengan dia, belakangan ini jadi jarang gegara masalah kecil ini. Aku yang biasanya berdua dengan dia bertukar pikiran belakangan ini jadi renggang, mungkin karna kesibukan masing-masing juga ngurusi ACC untuk jurnal. Pokoknya belakangan suasana berubah, karna rasa egoisku lebih besar daripada rasa mengalahku untuk masalh kecil seperti ini. Yang sebenarnya bisa aja di omongi baik-baik dan masalahpun berakhir, bukan memperpanjangnya sampai seperti saat ini..
Sampai di Kamis pagi aku menceritakan ini pada salah satu teman yang lumayan dekat juga denganku yang mulai mencium bau perenggangan kami ini. Dan dia menyarankan untuk aku membicarakan ini baik-baik dengan dia sebelum masalah ini mengendap dan menumpuk menjdi banyak. Dari situ pikiran ku terbuka, dan mulai menyusun waktu untuk membicarakan ini dengannya. Dan esoknya dialah yang terlebih dahulu ingin membicarakan ini semua denganku. Terang saja aku terkejut, kenapa bisa bersamaan gini niatan baik ku padanya. Tapi aku masih tetap menutup rasa beteku yang berminggu aku pendam padanya, dan dia yang memang sudah tau kalau dia ada sedikit kesalahan dia tetap memaksaku untuk berterus terang. Butuh waktu memang untuk menjelaskan itu semua hingga pada akhirnya semua terungkap melalui via telpon. Aku ungkapkan semua kenapa aku berubah dengan dia dan apa-apa yang aku rasain sejak kami mulai jauh. Jujur aja, baru dialah teman dekatku yang sampai segitunya ingin meminta maaf dan benar-benar takut akan kehilanganku. Dan aku sangat merasa berdosa sekali kalau aku tau ternyata dia sampai sakit memikirkanku dan katanya berat badanya menurun gegara nafsu makan down, iya memang dia selalu begitu kalau punya masalah apalagi menyangkut pertemanan, aku merasa jadi teman terjahat yang pernah ada. Sebelum punya masalah yang sebeginiya memang aku yang selalu yang menyemangatinya supaya dia makan teratur supaya berat badanya naik, dan memang iya berat badanya perlahan naik, walaupun gak menunjukan hasil yang signifikan. Dan ternyata aku merindukanya selama ini, selama ini aku merasa sangat jauh sekali dengan dia, aku gak pernah menganggap dia ada walaupun dia ada disampingku. Dan mustinya aku lah yang meminta maaf padanyan akan semua kejadian ini. Akulah yang seperti anak-anak yang selalu mau dimengerti. Mustinya aku paham, walaupun sudah menjadi teman dekat kita pasti juga punya ruang-ruang rahasia, dan aku mustinya gak marah kalau dia tidak meminjamkan bb nya ke aku, mungkin saja disitu ada rahasia besar yang iya miliki. Dan aku juga gak pantas marah ketika dia pulang dulu, emang karan suasana udah malam, dan dia pulang naik angkutan umum. Baru sadar betapa egoisnya aku ini yang masih memikirkan kesalahan seorang yang udah aku anggap adik ini, dan dia pula yang meminta maaf. Harusnya aku lah yang meminta maaf atas ini semua. Harusnya aku merasa beruntung punya teman seperti dia, yang terkadang mengalah untuk aku, bukan nmalah meniggalkanya sendiri..

Maafin tika ya lisa :')
Tika sayang lisa


Puisi lingkaran dia ganti ini ajaya, hehehe ^.^

Kamis, 28 November 2013

Antara aku dan duniaku -1-

Mungkin suatu anugrah sekali hujan dihari libur kuliah sepeti ini. Setidaknya mereka bisa tidur nyenyak tanpa harus takut kesiangan ke kampus. bagi MEREKA yg kuliahnya hanya kuliah aja ya, tanpa embel-embel jurnal dan praktikum, hehehehe :)
minta acc asslab, mugkin adalah makanan yang sekarang rasanya bak ayam goreng bumbu sajiku. Sudah mulai terbiasa mengejar mereka, untungnya asslab pada baik semua #Ekhem

Secara tidak langsung sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di kampus yang notabene sedikit sibuk. Pagi kuliah, siang praktkum, pulang malam, dan  malam nulis jurnal. begitu seterusnya..
Menikmati segalanya adalah usahaku menghilangkan kejenuhan yang kerap singgah. Melawan segalnya dengan terus berdoa..

Terkadang aku merasa waktu terbaik untuk merenungkan itu semua adalah sewaktu warna langit mulai kehilangan warna jingganya, disaat aku pulang praktikum menuju rumah bersama motor kesayangan (ciglin). Dimana aku bersama kendaraan-kendaraan lainya dan sorotan lampu-lampu kendaraan yang tak jarang aku sangat amat pusing dibuatnya, walaupun sudah dibantu dengan kacamata aku masih sering susah untuk melihat jelas mungkin karna pancaran sorotan lampu-lampu yang menyilaukan itu. Yasudalah, lagi-lagi aku mencoba menikmati semua. Orangtua juga sudah mulai memaklumi itu semua, berbeda dengan saat pertama kali praktikum dan itu pulangnya juga malam. lagi-lagi hanya bisa menikmati tanpa harus banyak mengeluh.

Continue....

Selasa, 26 November 2013

Surat Cinta Palsu...

Sama sekali tidak pernah terbayangkan bakal negabacai salah satu kumpulan puisi ku di depan orang banyak. Apalagi ini masalahnya harus tertuju pada satu orang lelaki, yg saat ini menjadi assisten lab (Tablet). Ya, memang terkadang ada lab tertentu yang apabila praktikum sudah di akhir maka assistennya seneng banget ngerjai kita-kita (praktikan) nya. Asik sih menambah kehangatan suasana biar jarak antara asslab dan praktikan tidak terlalu garing. Tapi kali ini aku sama sekali gak pernah menyangka kalau aku yang bakalan jadi korbang "cie-ciean" para teman-teman. Ya, aku yang terpilih membacakan surat cinta yang menjadi sarat masuk lab, itu bertujuan untuk kita mau gak mau emang harus membuat surat cinta yang harus kita tujukan pada asslab yang berlawan jenis dengan kita. Sontak, aku mendadak tremor bahkan potongan kertas yang aku pegang ikut bergetar mengikuti getaran tangan ku, aku mau gak mau harus memenuhinya. Mulailah aku bacakan kata demi kata apa yng tertulis di kertas itu disamping abang asslab. Wah, sama sekali gak bisa kubayangkan gimana raut wajahku saat itu, pengen saja rasanya aku pigsan saat itu. Sebenarnya itu gak benar-benar dari hati, karna memang hanya sebuah persyaratan saja. Tapi aku masih merasa bersalah mengungkapkan semua itu, kenapa aku tidak mengcopas dari internet seperti yang temen-temen lakuin, kenapa harus karangan aku sendiri yang notabene puisi super galau padahal itu hanya imajinasi saja, hehehe. Tapi apapun itu aku berharap abang asslab gak pernah menganggap itu beneran, itu hanya gurauan dan bagian dari acting :)

-AR-

Minggu, 24 November 2013

..



Mungkin ada saatnya dimana semua ingin kuhentikan.
Takkan pernah tersisa semangat yang dulu pernah berkobar untuk penyemangat hatiku.

malam dan dingin

rindu akan semua, ketika tak terhitung berapa lamanya sudah waktu itu. Ketika kau menggendongku di punggungmu, ketika kau julurkan lidahmu dan aku pun bersedih. Secepat itu waktu mengambinya ketika aku belum sempat berbagi apapun untukmu saat ini. Mencoba memahaminya sendiri ketika aku harus tak sengaja mengingatnya. Saat masa kita bahagia tanpa harus tau batasan ini itu. Dan sekarang kau seolah jauh, entah siapa dan apa yang membuatmu sekarang berubah seperti itu. Mungkin kau gak pernah tau betapa sakitnya rindu ini. Ingin menyetuhmu, tapi aku merasa kita bukanlah kita yang dulu yang selalu bersama saling bercanda dengan rasa takut kalau kau menyakitiku. Dan kita seolah orang lain yang saling bermusuhan. Tak pantaskah aku memanggilmu dan bermanja denganmu ketika kita berbicara tentang apa yang terjadi di tempatku dan tempatmu. Ingin mengubur ini semua dalam-dalam dan berharap suatu saat kau jugalah yang akan menggalinya dan mengangkat ini untuk kau jadikan sebuah pembelajaran kalau kau telah lama pergi dan masih ada hati hati yang dengan setia menunggumu berubah..