Minggu, 30 November 2014

http://soundcloud.com/sudjanaf/desember

Desember

Desember pernah terjadi pengharapan besar. Tentang mimpi. Tentang cinta. Tentang persahabatan. Juga tentang senja. Ada yang rancu awal Desember kali ini. Camar tak lagi bernyanyi disamping jendela. Apa aku yang salah tidak memberi senyum?

Desember pernah terjadi pengharapan besar. Tentang senja. Tentang persahabatan. Tentang cinta. Juga tentang mimpi.

Tentang cinta; pemahaman yang berbeda. Memeluk erat bayangan yang buta. Tanpa kau tau aku terus menggenggam bayangan tangan yang kaku. Tanpa kau tau!

Tentang persahabatan; kebersamaan yang hakiki dengan segala luka.

Tentang mimpi; pertemuan dengan keikhlasan. Berpapasan dengan ketulusan yang abadi.

Tentang senja; itu kau. Aku. Doa..

Kamis, 20 November 2014

Peran

Tak ada yang ditinggalkan
Aku juga tak akan beranjak
Kadang aku menjiwai peran ini
Kau pangeran
Dan aku putri yang kaku

Jumat, 07 November 2014

6:57 AM

Malam tadi aku tertidur di awan
Kau pulang pukul berapa?
Aku dengan baju pengharapan menunggu
Bersama gerimis yang menggila

Menakar rasa cemas ku
Lalu menampung gerimis yang acuh
Mentitah yang ada
Mulai dari yang merah sampai abu-abu

Pagi ini hati ku tak baik
Sekalipun mawar jingga kau lekatkan di daun telingaku
Sebait puisi kau bacakan di depanku
Aku tetap marah

Tapi jangan kau pergi lagi
Karena November tak pernah benar rain seperti yang di lagu
Sekalipun kau pernah menjadi mendung
Sebaik itu pulalah ingatan mengekalkan kenangan

Aku tetap marah
Agar bisa tercipta sajak
Yang terus menggantung di beranda
Yang terus terbaca di tiap pergantian hari

Minggu, 02 November 2014

Senja di awal November

Kembali aku pulang membawa segelas harapan
Menarik kembali ketika senyummu hadir tanpa permisi
Masih
Harapan itu memuncit bak punuk onta

Senja berlukis wajahmu terlihat lagi sore ini
Gerimis yang mewakilkan asa ku
Kau
Masih tak pernah tahu

November
Senja membiru kembali
Bagiku

Merangkul sendiri bayangan yang ternyata tak pernah nyata
Terduduk terdiam dengan sentuhan yang ternyata tak pernah tersentuh
Aku hilang di pelupuk matamu
Semakin hilang tersapu mentari yang termalu

Tinggalkan saja aku disini
Ditempat biasa aku bersama hujan
Ditempat biasa aku bersama bayangmu
Tinggalkan saja aku

Tersenyumlah
Terkadang aku harus sadar bahwa kita bukan siapa-siapa
Dan ada langkah yang berat
Karena mungkin kuncinya sudah kau hanyutkan di pantai rancabuaya
Untuk kemudian kau pergi dengan meninggalkan sesuatu yang sudah tumbuh disini
Di hati...