Malam tadi aku tertidur di awan
Kau pulang pukul berapa?
Aku dengan baju pengharapan menunggu
Bersama gerimis yang menggila
Menakar rasa cemas ku
Lalu menampung gerimis yang acuh
Mentitah yang ada
Mulai dari yang merah sampai abu-abu
Pagi ini hati ku tak baik
Sekalipun mawar jingga kau lekatkan di daun telingaku
Sebait puisi kau bacakan di depanku
Aku tetap marah
Tapi jangan kau pergi lagi
Karena November tak pernah benar rain seperti yang di lagu
Sekalipun kau pernah menjadi mendung
Sebaik itu pulalah ingatan mengekalkan kenangan
Aku tetap marah
Agar bisa tercipta sajak
Yang terus menggantung di beranda
Yang terus terbaca di tiap pergantian hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar