Sabtu, 19 September 2015

Kecil diantara kecil



Perkara rezeki, mungkin tidak semua berupa materi. Jenis rezeki itu luas. Kesehatan, keluarga yang tentram, rumah bagus, kamar yang nyaman, teman-teman yang baik, nilai bagus, ipk cumlaude, lulus wisuda tepat waktu, dengan mudah mendapatkan ijin dari orangtua mendaki gunung dan pergi berpetualang, bahkan bisa dengan mudah bangun untuk mendirikan sholat malam juga tergolong sebuah rezeki. Mungkin kita tidak bisa memperoleh semuanya, tapi salah satunya pasti kita punya. Sekalipun tidak yang saya sebut diatas, pastilah kita punya sesuatu yang kita anggap rezeki. Teman, jangan terlalu berkecil hati jika selama ini nilai-nilai sekolah ataupun kuliahmu masih kurang bagus meskipun kau sudah berusaha maksimal at au kau ternyata masih sering sakit-sakitan dan melulu keluar masuk rumah sakit, jangan bersedih teman, kita mungkin tidak punya rezeki dalam hal seperti itu. Tapi coba luaskan lagi pandangan hidup kita akan sebuah rezeki tadi, pasti banyak hal yang bisa kita anggap rezeki untuk menutupi kegundahan hati kita.
Jangan terus menerus mengeluhkan kenapa kita di uji sedemikian rupa oleh Allah. Sebab Allah tau mana yang terbaik buat kita. Mungkin hal baik sedang menunggu kita di depan. Bayangkan jika kita menyerah, maka kita tidak akan mendapatkan apa yang sudah menunggu kita itu. Mungkin kita semua tau kalau untuk mendapatkan lompatan yang tinggi, kita harus jongkok terlebih dahulu. Mungkin sama seperti hidup kita ini, kita tidak bisa mendapatkan hal yang menakjubkan kalau kita tidak memulainya dari bawah terlebih dahulu.
Balik lagi ke masalah rezeki tadi. Jangan merasa menjadi orang paling sengsara di dunia kalau hanya diuji dengan kerjaan kantor menumpuk, tugas sekolah berlembar-lembar, kuliah tak kunjung tamat, dosen susah ditemui. Sekali-kali jangan, sebab mungkin saja Allah sedang menguji kesungguhan hati kita menjalani indahnya perjuangan dengan hasil yang semoga saja menakjubkan didepan kita yang sedang menunggu kita dengan tepuk tangan sambil berteriak “akhirnya kau menjemput ku juga”
Kembali lagi, mari kita sama-sama saling mengingatkan kalau rezeki itu banyak jenisnya. Jika tidak kita temui dalam hal materi, mungkin saja rezeki kita dalam hal pertemanan. Mungkin saja kita mempunyai banyak teman yang sangat baik-baik. Jika tidak kita dapatkan rezeki dalam hal keluarga yang tentram, mungkin saja rezeki kita dalam hal mudahnya kita mendapatkan pekerjaan yang kita impikan. Jika tidak kita dapatkan rezeki dalam hal nilai kuliah yang bagus, mungkin rezeki kita dalam hal kemudahan hidup yang lainnya. Tapi kita masih bisa memperoleh kemungkinan merubah yang tadinya tidak menjadi rezekik kita, maka kelak akan menjadi rezeki kita pula. Tapi kita harus ingat, bahwa Allah tidak pernah tidur dan senantiasa mendengat tiap apa saja yang menjadi keluhan kita setiap waktunya.
Semoga kita bukan menjadi orang-orang yang kufur nikmat. Semua soal keberanian. Seberapa beraninya kita menjemput rezeki tersebut atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar