Kita tidak harus
selamanya menjadi manusia yang tertutup. Setertutup-tutup nya kita dari orang
lain, pastilah ada saat dimana kita sungguh-sungguh butuh orang lain untuk
menumpahkan segala kegundahan hati kita. Sama halnya ketika seorang wanita yang
sudah terbiasa kemana-mana sendiri, pastilah disuatu waktu dia bakal merasa
butuh perlindungan oranglain juga untuk ada disampingnya. Pada dasarnya manusia
itu memanglah bersifat sosial dan tidak bisa hidup tanpa adanya oranglain. Tapi
dalam pemikiran orang-orang yang tertutup ini atau istilah nya introvert, sosial itu tidak melulu harus
tampil dimuka umum, harus rajin ikut suatu perkumpulan ini itu yang
mengharuskan bicara banyak. Bagi orang-orang jenis ini, itu jauh lebih
melelahkan dari sebuah lari Marathon. Karna penasaran saya pernah mencari-cari
beberapa artikel atau buku-buku rujukan yang membahas tentang introvert itu sendiri. Sampai pada suatu
ketika saya menemukan tulisan tentang sifat yang satu ini. Intinya memang
seperti itu, orang-orang introvert itu
tidak terlalu butuh aktifitas luar biasa atau spektakuler untuk merasa senang,
karena jenis otak innies yang mereka
miliki. Otak jenis ini memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap Dopamin. Dopamin itu ialah senyawa neurotransmiter yang berperan dalam
munculnya perasaan bahagia dan senang, dopamin ini dihasilkan oleh tubuh kita
kalau kita melakukan aktifitas tertentu.
Dan juga otak innies jauh lebih
sensitif terhadap dopamin, maka dari itu dengan membaca buku didalam kamar yang
memang merupakan salah satu pemicu dihasilkannya dopamin, bagi orang-orang introvert itu sudah membuat mereka
bahagia. Jadi kalau harus beraktifitas diluar, misalnya seperti hang out, berkumpul
dengan banyak orang, bisa membuat otak lelah karna kelebihan kadar dopamin itu
sendiri. Bagi orang yang tidak paham mungkin ini sifat yang aneh. Tapi mungkin
seperti ini lah kenyataan. Seharusnya kita bisa saling memahami dan memaklumi.
Cerita nyatanya, saya
sendiri sering menjadi bahan ledekan para saudara yang mengetahui kalau
ternyata saya sama sekali tidak up to
date tentang perkembangan zaman dikota saya sendiri. Misalnya, saya cuma bisa
tertawa dan menjawab tidak tahu ketika mereka bertanya dimana tempat nongrong
yang asik dan tempat makan yang paling enak dan murah. Terus terang saya tidak
tahu dan saya tidak malu akan hal ini. Karna balik lagi, saya jarang termakan
dengan omongan orang. Saya hanya akan mau mencari tau apa yang saya inginkan,
bukan oranglain inginkan tanpa saya ikut menginginkannya.
Tentang ketertutupan,
saya memang tipikal orang yang tidak sembarangan cerita ke oranglain yang
memang notabene nya tidak terlalu dekat dengan saya. Dengan orang terdekat
sekalipun terkadang saya masih harus merahasiakan sesuatu, karna bagi saya
tidak semua tentang diri kita orang lain harus tau. Saya jadi teringat pesan murabbi pertama saya dikampus, beliau berkata seperti
ini, “dek, seorang penulis itu juga harus bisa berbicara banyak. Harus berani
tampil dimuka umum” disitu saya tertawa dan terus belajar bagaimana caranya
agar saya mau tampil dimuka umum untuk bicara. Dari sejak kecil, kata Ibu, saya
lebih cenderung suka membaca dan menulis apa saja dibuku dibanding bicara
banyak. Saya juga sering mengalami kesulitan luar biasa dalam bicara karna
terkadang saya suka kehilangan kosa kata yang pas. Lain halnya pada saat saya
menulis, saya lebih banyak menemukan kosa kata dan ide-ide. Tapi lagi-lagi ini
harus saya syukuri. Saya yakin Allah punya maksud baik dibalik ini semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar