Senin, 31 Agustus 2015

Berhenti membandingkan



Seringnya kita selalu berfikir bahwa hidup orang lain diluar diri kita itu sungguh menyenangkan. Tapi nyatanya tidak selamanya, sebab situasi diluar diri kita itu tidak sedikit yang baik-baik saja. Mungkin saja mereka yang kita anggap hidupnya sungguh jauh dari masalah justru yang paling banyak menangis dimalam hari, bahkan sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya saja. Kita tidak tau bukan? Tapi seperti kebanyakan, lagi-lagi kita selalu menduga hidup orang lain jauh lebih bahagia dari kita. Apa jadinya kalau kita tau ternyata justru banyak yang menginginkan hidupnya mereka itu seperti kita. Ya, seperti hidup kita yang tiap harinya kita keluhkan “kenapa begini, kenapa begitu”. Kalau sudah seperti itu bukannya kita harus membesarkan rasa syukur kita, sedikit saja.
Bersyukurlah, sebab apa yang diberi Allah ke kita itu adalah yang terbaik buat kita. Terbaik untuk kehidupan kita. Ketika itu tidak sesuai dengan keinginan kita, mungkin saja itu cara Allah untuk menguji kita, menaikan kadar iman kita, mengguggurkan dosa-dosa kecil yang kita punya. Sebab pada hakikatnya Allah selalu mengabulkan segala doa kita dengan 3 jawaban: ya, Aku beri sekarang. Ya, tapi tunggu. Tidak, Aku akan memberi yang lebih pantas untukmu. Seandainya kita menggenggam pemahaman itu pasti kegundahan akan problema kehidupan itu terminimalisirkan. Tapi nyatanya kita terlanjur terburu-buru berburuk sangka pada Allah. Menyalahkan Nya yang jelas-jelas lebih tau mana yang terbaik buat kita, mana yang tidak pantas buat kita.
Usahalah sebaik mungkin. Ikhitiar itu juga merupakan suatu modal utama untuk yang penting. Karna Allah juga tidak akan mengubah nasib kita sebelum kita berusaha mengubahnya. Setelah ikhtiar maksimal, barulah kita tawakal. Berserah diri akan semua kemungkinan yang terjadi sebab ya balik lagi, Allah senantiasa menjawab doa kita dengan jawaban yang memang itu pasti terbaik buat kita. Jika memang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita, maka Allah mungkin saja senang mendengar doa-doa kita yang kita lakukan dengan rintihan.
Jadi intinya, berhentilah menganggap hidup orang lain jauh lebih menyenangkan dibanding kita. Syukuri saja yang ada pada kita untuk saat ini, sebab inilah yang terbaik. Karna masalah yang ada pada kita, terkadang mengajarkan kita untuk lebih banyak bersyukur dan lebih banyak belajar lagi akan banyak hal yang mungkin kita belum tau sebelumnya. Mungkin yang dulunya waktu kita jarang diberi ujian kita menjadi orang yang lupa diri, maka dengan diberi ujian seperti ini, kita menjadi orang yang jauh lebih dekat dengan Allah. Nah, Allah mungkin rindu sama kita.
Semangat terus ya, jangan banyak mengeluh ke orang lain. Sebab tidak semua orang boleh tau akan masalah yang kita punya. Apalagi sampai mengeluh mengadu ini itu di sosial media. Kita masih punya harga diri yang mahal. Jangan mau dianggap lemah oleh oranglain. Cukup Allah lah tempat mengadu kita yang paling mengasyikan, meneduhkan dan yang pasti akan menerima kita dengan keadaan kita bagaimana pun juga.

SEMANGAT! KAU LAYAK BAHAGIA! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar