Disela tangisanku, dengan masih air mata mengalir deras aku berkata pada ibu dengan wajah masih kubenamkan dibantal, "mamak sabarkan? mungkin aku tamat kuliah telat. Mamak sabar nunggu aku?" tangisanku memberhentikan ucapanku. Lalu ibu menjawab dengan penuh nada kasih sayang, "sabar lah. Yang ngejalani kuliah aja sabar, apalagi mamak. Pasti lebih sabar lagi. Yang penting kan udah usaha, jadi mau gimana lagi? Gak akan merubah segalanya dengan nangis, sabar aja ka"
Aku pun menatap wajah ibu, ibu mencoba menghiburkku dan aku lihat sekali sebenarnya ibu kecewa. Namun ia coba sembunyikan di balik wajah sendunya. Membuat tangisku semakin deras, bukan untuk menyesal, tapi untuk berterimaksih Allah telah mempertemukanku dengan ibu seperti mamak di dunia ini, senoga sampai di surga tetap bersama..
Mamak--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar