Senin, 29 September 2014
Rabu, 24 September 2014
Yasmineong :"D
Jadi begini, mungkin si Yasmin suka nguping pembicaraan antara aku, adik
ku dan orangtua ku tentang pelepesan dia karena mendekati masa kawin.
Maka dari itu dia sekarang berubah, sebelum ada perbincangan hangat ini
tiap kali aku peluk pasti dia jarang mau lama-lama, reaksinya langsung
berusaha nyakar dan gigit terus lari/numpahin minumnya. Sekarang kalau
di peluk-dielus dia diem aja durasinya pun lama, tiap kali di ajak
cerita pasti dia jawab dengan nada lirih 'miaungg', pernah sekali aku
iseng nanya, 'min, kau kenapa kok sekarang pendiem. Kau gak mau ya
kawin?' dan lucunya dia jawab 'miaunggg' sambil ngedipkan matanya terus
mengenduskan mulutnya ke tangan ku bagian dalam. Haaa, rasa harunya itu
benar nggak bisa di deskripsikan lewat kata-kata. Dan semenjak itu mulai
bangun tidur sampai pergi-pulang kuliah pasti langsung melukin dia dan
tetap responya seperti itu, anteng di pelukan tanpa perlawanan. Apakah
ini yang dinamakan cinta? Ketika tau kapan akan berpisah di saat itu
juga cinta itu tumbuh. Memang iya, si Yasmin jarang banget mau
dipeluk-dielus kecuali kalau sedang tidur. Nggak kebayang kalau Yasmin
sungguhan dilepas/dititipkan dirumah saudara, mungkin akan kangen
suaranya yang suka bangunin aku jam setengah tiga, kangen jailan dia
yang suka bawel kalau orang lagi makan, kangen jeritan mamak yang bilang
'Adil, kakak, Yasmin udah di kasih makan??', kangen ekspresi bapak yang
rajin beliin makanan buat Yasmin. Yasmin, jangan gede-gede ya biar gak
dikawinin, hehehe :"D
Ulah iseng bapak sama adek, hehe. Mungkin agak terinspirasi dari perempuan sekarang yang suka pakei pensil alis tebel nya waw, hehehe :D :D |
Entah siapa yang ngajarin dia tidur beginian. Gak sopan, untung hewan -_- |
Ini waktu lagi Sholat Shubuh, gak tau kapan, hehehe :"D |
Dicariin kemana-mana rupanya asik bobok imut di atas motor ku, haha gak tau juga ini kapan :"D |
Waktu Yasmin kedatangan tamu dari kucing kampung sebelah. Mungkin karena betina juga jadi Yasmin kurang tertarik, hehe. Tapi ni kucing suka nyolongin makanan Yasmin diem-diem, hehe :"D |
Selasa, 23 September 2014
Selamat pagi, Elang
Selamat pagi, Elang
Masikah kau 'bernyawa' pagi ini?
Aku ingin mendengar detak jantungmu
Yang berdetak seakan bilang 'di ngin di ngin' lantas kau terbang
Selamat pagi, Elang
Masikah sayapmu segagah dulu?
Ketika aku mati
Hangat mu yang menghidupkan aku lagi
Selamat pagi, Elang
Dan aku bisa jadi tidak sesetia udara yang menerbangkanmu
Aku mungkin akan pergi
Tapi aku harap akan menjelma menjadi angin
Masikah kau 'bernyawa' pagi ini?
Aku ingin mendengar detak jantungmu
Yang berdetak seakan bilang 'di ngin di ngin' lantas kau terbang
Selamat pagi, Elang
Masikah sayapmu segagah dulu?
Ketika aku mati
Hangat mu yang menghidupkan aku lagi
Selamat pagi, Elang
Dan aku bisa jadi tidak sesetia udara yang menerbangkanmu
Aku mungkin akan pergi
Tapi aku harap akan menjelma menjadi angin
Minggu, 21 September 2014
Rabu, 17 September 2014
Pukul 5
Bercerita di pucuk pukul 5
Saat kusapa hatimu
Dan kau tidak hadir
Tapi nasibku terus mencari muara
Berbisik di ujung pukul 5
Saat aku bercerita dengan irama
Dan bayangmu kian hilang
Tapi nasibku terlanjur hanyut di setiap instrumennya
Berlirih di sisi pukul 5
Saat angan terbias oleh saujana
Dan bayangmu termakan senja
Tapi nasibku terbang bersama lazuardi sambil mengeja namamu
Saat kusapa hatimu
Dan kau tidak hadir
Tapi nasibku terus mencari muara
Berbisik di ujung pukul 5
Saat aku bercerita dengan irama
Dan bayangmu kian hilang
Tapi nasibku terlanjur hanyut di setiap instrumennya
Berlirih di sisi pukul 5
Saat angan terbias oleh saujana
Dan bayangmu termakan senja
Tapi nasibku terbang bersama lazuardi sambil mengeja namamu
Selasa, 16 September 2014
Minggu, 14 September 2014
Pelupuk senja
Kembali hadir di tengah senyum
Seakan nyata akan sebuah bayang yang pernah menjadi angan
Mampukah aku tahu akan warna kemejamu?
Lantas aku berbisik 'kau terlihat rapi'
Di pelupuk senja di bukit yang rendah
Kembali aku berdua bersama puisi
Dan kita masih sama
Tidak pernah bicara
Hingga pada akhirnya aku terlanjur jatuh cinta pada setiap nyawa dari puisi ku yaitu kau.
Seakan nyata akan sebuah bayang yang pernah menjadi angan
Mampukah aku tahu akan warna kemejamu?
Lantas aku berbisik 'kau terlihat rapi'
Di pelupuk senja di bukit yang rendah
Kembali aku berdua bersama puisi
Dan kita masih sama
Tidak pernah bicara
Hingga pada akhirnya aku terlanjur jatuh cinta pada setiap nyawa dari puisi ku yaitu kau.
Sabtu, 13 September 2014
Kau, Oase.
Untukmu yang tak pernah teraba: Belakangan aku tersadar dari mimpi akan sebuah kebersamaan yang terkadang tak bertepi. Aku kerap terjaga dalam lamunan singkat. Segera, karena kalau kuputuskan untuk terlalu dalam aku takut lupa akan rasa darat seperti apa.
Untukmu yang tak pernah teraba: Di ujung pagi ini aku sendiri tapi tak sepi. Ada yang aku tunggu hingga akhirnya semua mejadi basah dan kau menjadi yang terucap disana. Walau hanya untuk sekedar meminta "jaga dia untuk waktu yang panjang"
Untukmu yang pernah tertulis: Hanya tertulis tidak teraba. Di dinding yang berlumut aku sering menantimu untuk kemudian tersenyum tanpa bisa kau lihat. Ketika hujan tak pernah saling bersamaan membuat kita dingin.
Untukmu yang pernah tertulis: Bisa jadi kau oase dalam setiap puisi ku yang kering.
Untukmu yang tak pernah teraba: Di ujung pagi ini aku sendiri tapi tak sepi. Ada yang aku tunggu hingga akhirnya semua mejadi basah dan kau menjadi yang terucap disana. Walau hanya untuk sekedar meminta "jaga dia untuk waktu yang panjang"
Untukmu yang pernah tertulis: Hanya tertulis tidak teraba. Di dinding yang berlumut aku sering menantimu untuk kemudian tersenyum tanpa bisa kau lihat. Ketika hujan tak pernah saling bersamaan membuat kita dingin.
Untukmu yang pernah tertulis: Bisa jadi kau oase dalam setiap puisi ku yang kering.
Langganan:
Postingan (Atom)