Rabu, 24 September 2014

Yasmineong :"D

Jadi begini, mungkin si Yasmin suka nguping pembicaraan antara aku, adik ku dan orangtua ku tentang pelepesan dia karena mendekati masa kawin. Maka dari itu dia sekarang berubah, sebelum ada perbincangan hangat ini tiap kali aku peluk pasti dia jarang mau lama-lama, reaksinya langsung berusaha nyakar dan gigit terus lari/numpahin minumnya. Sekarang kalau di peluk-dielus dia diem aja durasinya pun lama, tiap kali di ajak cerita pasti dia jawab dengan nada lirih 'miaungg', pernah sekali aku iseng nanya, 'min, kau kenapa kok sekarang pendiem. Kau gak mau ya kawin?' dan lucunya dia jawab 'miaunggg' sambil ngedipkan matanya terus mengenduskan mulutnya ke tangan ku bagian dalam. Haaa, rasa harunya itu benar nggak bisa di deskripsikan lewat kata-kata. Dan semenjak itu mulai bangun tidur sampai pergi-pulang kuliah pasti langsung melukin dia dan tetap responya seperti itu, anteng di pelukan tanpa perlawanan. Apakah ini yang dinamakan cinta? Ketika tau kapan akan berpisah di saat itu juga cinta itu tumbuh. Memang iya, si Yasmin jarang banget mau dipeluk-dielus kecuali kalau sedang tidur. Nggak kebayang kalau Yasmin sungguhan dilepas/dititipkan dirumah saudara, mungkin akan kangen suaranya yang suka bangunin aku jam setengah tiga, kangen jailan dia yang suka bawel kalau orang lagi makan, kangen jeritan mamak yang bilang 'Adil, kakak, Yasmin udah di kasih makan??', kangen ekspresi bapak yang rajin beliin makanan buat Yasmin. Yasmin, jangan gede-gede ya biar gak dikawinin, hehehe :"D

Ulah iseng bapak sama adek, hehe. Mungkin agak terinspirasi dari perempuan sekarang yang suka pakei pensil alis tebel nya waw, hehehe :D :D


Entah siapa yang ngajarin dia tidur beginian. Gak sopan, untung hewan -_-


Ini waktu lagi Sholat Shubuh, gak tau kapan, hehehe :"D

Dicariin kemana-mana rupanya asik bobok imut di atas motor ku, haha gak tau juga ini kapan :"D

Waktu Yasmin kedatangan tamu dari kucing kampung sebelah. Mungkin karena betina juga jadi Yasmin kurang tertarik, hehe. Tapi ni kucing suka nyolongin makanan Yasmin diem-diem, hehe :"D          




Selasa, 23 September 2014

Selamat pagi, Elang

Selamat pagi, Elang
Masikah kau 'bernyawa' pagi ini?
Aku ingin mendengar detak jantungmu
Yang berdetak seakan bilang 'di ngin di ngin' lantas kau terbang

Selamat pagi, Elang
Masikah sayapmu segagah dulu?
Ketika aku mati
Hangat mu yang menghidupkan aku lagi

Selamat pagi, Elang
Dan aku bisa jadi tidak sesetia udara yang menerbangkanmu
Aku mungkin akan pergi
Tapi aku harap akan menjelma menjadi angin

Rabu, 17 September 2014

Pukul 5

Bercerita di pucuk pukul 5
Saat kusapa hatimu
Dan kau tidak hadir
Tapi nasibku terus mencari muara

Berbisik di ujung pukul 5
Saat aku bercerita dengan irama
Dan bayangmu kian hilang
Tapi nasibku terlanjur hanyut di setiap instrumennya

Berlirih di sisi pukul 5
Saat angan terbias oleh saujana
Dan bayangmu termakan senja
Tapi nasibku terbang bersama lazuardi sambil mengeja namamu

Minggu, 14 September 2014

Pelupuk senja

Kembali hadir di tengah senyum
Seakan nyata akan sebuah bayang yang pernah menjadi angan
Mampukah aku tahu akan warna kemejamu?
Lantas aku berbisik 'kau terlihat rapi'

Di pelupuk senja di bukit yang rendah
Kembali aku berdua bersama puisi
Dan kita masih sama
Tidak pernah bicara

Hingga pada akhirnya aku terlanjur jatuh cinta pada setiap nyawa dari puisi ku yaitu kau.

Sabtu, 13 September 2014

Kau, Oase.

Untukmu yang tak pernah teraba: Belakangan aku tersadar dari mimpi akan sebuah kebersamaan yang terkadang tak bertepi. Aku kerap terjaga dalam lamunan singkat. Segera, karena kalau kuputuskan untuk terlalu dalam aku takut lupa akan rasa darat seperti apa.
Untukmu yang tak pernah teraba: Di ujung pagi ini aku sendiri tapi tak sepi. Ada yang aku tunggu hingga akhirnya semua mejadi basah dan kau menjadi yang terucap disana. Walau hanya untuk sekedar meminta "jaga dia untuk waktu yang panjang"

Untukmu yang pernah tertulis: Hanya tertulis tidak teraba. Di dinding yang berlumut aku sering menantimu untuk kemudian tersenyum tanpa bisa kau lihat. Ketika hujan tak pernah saling bersamaan membuat kita dingin.
Untukmu yang pernah tertulis: Bisa jadi kau oase dalam setiap puisi ku yang kering.