Sabtu, 13 September 2014

Kau, Oase.

Untukmu yang tak pernah teraba: Belakangan aku tersadar dari mimpi akan sebuah kebersamaan yang terkadang tak bertepi. Aku kerap terjaga dalam lamunan singkat. Segera, karena kalau kuputuskan untuk terlalu dalam aku takut lupa akan rasa darat seperti apa.
Untukmu yang tak pernah teraba: Di ujung pagi ini aku sendiri tapi tak sepi. Ada yang aku tunggu hingga akhirnya semua mejadi basah dan kau menjadi yang terucap disana. Walau hanya untuk sekedar meminta "jaga dia untuk waktu yang panjang"

Untukmu yang pernah tertulis: Hanya tertulis tidak teraba. Di dinding yang berlumut aku sering menantimu untuk kemudian tersenyum tanpa bisa kau lihat. Ketika hujan tak pernah saling bersamaan membuat kita dingin.
Untukmu yang pernah tertulis: Bisa jadi kau oase dalam setiap puisi ku yang kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar