Rabu, 05 Oktober 2016

Kehilangan atau Menemukan? [sebuah tulisan]

Sejatinya, dalam hidup, semua orang pastilah pernah merasakan kehilangan. Tapi bedanya ada yang terus merasa kehilangan seumur hidup, ada juga yang kehilangannya sebentar saja. Bukan karna ada ganti dari yang hilang tersebut, akan tetapi dia menemukan pelajaran dari kehilangan tersebut. Ya, kadang kala kehilangan dan menemukan itu jaraknya dekat sekali.

Kemarin, saya bertemu dengan seorang teman di salah satu Fakultas di kampus saya. Dia bercerita tentang kehilangan benda berharganya. Kurang lebih saya tau bagaimana dia menjaga benda tersebut dan bagaimana dia mendapatkannya. Sepanjang dia bercerita tentang kehilangan tersebut, saya bisa menangkap raut wajah sedihnya tapi tidak lebih unggul dari wajah ikhlas nya. Terlalu banyak kalimat yang dia ucapkan dan sejak tadi siang sampai sekarang tiba2 kalimat itu menggaung bergema seakan kembali terucap secara langsung. Dia berkata seperti ini," Apa yang ada dikita ini semua hanya titipan. Kalau sekarang hilang ya artinya Allah sudah selesai mengamanahkannya ke kita. Yang penting kita sudah usaha untuk menjaganya dengan baik. Terlepas dari kehilangan itu ya harus mau gimana lagi? Gak berguna tangisan kita. Tangisan itu gak akan membuat yang hilang bisa tring kembali lagi. Tugas kita sekarang ya mungkin harus bisa mendapatkan pelajarannya"

Lalu ingatan kembali kepada Nasihat seorang teman beberapa bulan lalu ketika teman saya kehilangan beberapa rupiah, "apa yang hilang dari kita, anggap saja itu suatu teguran karna mungkin sedekah kita yang kurang selama ini. Masih syukur dah ditegur. Gak kebayang uang yang selama ini ada di kita ternyata bukan hak kita. Dan Allah membiarkan begitu saja. Allah sudah tidak peduli sama kita. Kita dibiarkan senang2 sampai kita lupa mana Bathil mana baik. Serem gak sih?" Kami bertiga pada saat itu langsung merinding dan Istifghar dalam2.

Dan hari ini saya benar2 memaknai sungguh begitu dekatnya jarak antara kehilangan dan menemukan itu. Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita sendiri. Dalam perkara dunia, tidak ada yang perlu dicemaskan berlebihan. Kita harus selalu ingat, Allah selalu membersamai kita jika kita menjadi hamba yang sabar. Apa yang kita mau belum tentu itu yang baik buat kita. Tapiii, yang Allah kasih sampai detik ini, itu pastilah yang pantas buat kita. Hal buruk yang terjadi pada kita hari ini, anggap saja pengguggur dosa kita waktu dulu. Fokus pada hari ini dan esok. Tetap lakukan yang terbaik karna Allah.

Selalu banyak hal baik untuk bekal akhirat dalam hidup yang bisa menggeser rasa cemas akan hal keduniawian ~

1 komentar: