Mungkin sekitar 3 jam yang lalu kejadiaanya dan sekarang baru sempat buka Blog untuk menuliskannya, setidaknya agar aku tidak pernah lupa kalau aku pernah sedikit gila untuk kesekian kalinya dan taraaa, lampu baru saja mati di rumah ku, tapi its oke laptop masih 60%, hehehe :)
Santai saja, ini bukan puisi. Pun aku menuliskannya dengan santai kok di temani lilin kecil. Tanpa beban, walaupun laporan praktikum 2 judul belum terselesaikan, ditambah lagi suasana hati yang sedang gundah, Tsaaaaa *curcol
Next, back to story :)
Sekarang lagi memang musim hujan di Kota ku. Nyaris tiap hari hujan dan kabar gembira buat aku kalau ada teman yang buat laporan "Gila, deras kali hujan diluar wak!" Hehehe, Iya aku suka hujan dan itu bukan hal yang asing buat orang yang memang sudah dekat dengan ku. Tapi, dengan aku menuliskan ini orang yang tidak dekat dengan ku pun menjadi tau kalau aku suka hujan. Mungkin lebih tepatnya mandi hujan sambil bawa motor dan memakai mantel a.k.a jas hujan. Jujurnya sih mantel lebih aku fungsikan untuk melindungi tas ransel ku. Sering aku usulkan untuk membeli mantel tas tapi sudah ku duga, mamak nggak pernah mengijinkan. Karna ya itu tadi, dengan aku mempunyai mantel tas maka jas hujan ku pasti selalu anteng di bagasi motor dan membiarkan aku basah kuyup secara sengaja, tapi itu indah cuy. Walaupun temen-temen sering bilang aku udah kena gangguan jiwa gegara hobi ini, tapi masa bodo sajalah selama aku tidak benar kena gangguan jiwa.
Dan sore tadi memang salah satu adegan mandi hujan sambil bawa motor terekstrim yang pernah aku jalani setelah pernah dari kampung sampai rumah mandi hujan bersama Mamak dan Mamak yang memang agak ragu berhasil percaya setelah aku menyakinkan kalau Insya Allah pasti selamat sampai di rumah. Kenapa? Karena tadi hujan disertai angin yang kencang dan sesekali petir bergerumuh tidak pelan. Dan Subhanallah aku bisa menyaksikan terangnya jalan secara alami dan hembusan angin yang memang seakan membela jalanan menjadi beberapa bagian karena efek hujan yang deras, aku bisa merasakan Maha besar Allah akan segala nikmatnya saat itu. Hujan yang deras seakan menusuk-nusuk tangan dan menembus jas hujan yang aku kenakann, di tambah lagi hujan yang bertabrakan dengan kaca helm ku dan entah mengapa aku menikmati itu. Seekstrim-ekstrim nya tingkah ku, di saat seperti itu aku tidak berani memacu motor matic ku di atas 40km/jam. Karena kalau aku segila itu, kemungkinan aku tertiup angin sangat lah besar, karena sedikit demi sedikit aku bisa merasakan hembusan angin yang seakan menggoyangkan motor ku, tapi lafadz Allah dan Ayat kursi tak pernah terputus dari bibir ku, sekalipun suatu hal terjadi setidaknya bibir dan hati tetap terjaga dengan ucapan yang baik.
Sesekali aku lihat sekitar, banyak orang yang berteduh di warung-kios-toko yang tutup dan ditempat lain yang memugkinkan untuk mereka untuk tidak terkena hujan. Tapi batin ini berbicara "Helllo, harunsya kalian tau, betapa nikmatnya ini" aku pun tersenyum. Sejauh mata memandang kabut menyelimuti karena memang hujan yang deras dan Alhamdulillah kaca mata lah yang membantu penglihatan ku, kalau tidak mungkin aku tidak ada di jalan saat itu. Aku mulai menebak-nebak apa yang akan dikatakan Mamak gitu tau aku pulang di saat hujan deras seperti ini dan semoga jawaban "Iya mak, pengen buka puasa di rumah sama Mamak" adalah jawaban yang bisa menghentikan nasihat Mamak yang pasti akan panjang dan lebar, aku tersenyum kembali saat itu. Aku kembali perhatikan lagi sekitar, mobil mendominasi saat itu, motor bisa dihitung jumlahnya. Siapa juga yang mau dijalan hujan-hujanan seperti ini pakai motor kalau bukan orang-orang yang memang mempunyai urusan penting dan orang yang mempunyai hobi aneh seperti aku. Dan hal yang paling greget itu adalah ketika melewati jalan cekung yang berisi air hujan, yap sudah bisa ketebak, apalagi kalau bukan bisa menciprati pengendara sebelah yang juga lewat, kebanyakan sih mana ada yang berani protes, toh tanpa di ciprati juga basah juga, hehe. Ini bukan jahat, tapi sudah manusiawi kok. Karena aku juga nggak pernah protes kalau mobil yang melakukan itu pada ku, tapi kalau lagi hujan ya, kalau lagi nggak hujan tetiba ada mobil yang lewat dan jrettt pakaian ku basah semua itu sudah lain ceritanya. Ya paling ngejar tu mobil dan sampai di samping kaca jendelanya langsung nunjuk-nunjuk kepala (baca: nggak punya otak ya?), hehe. Tapi Alhamdulillah, sejauh ini belum pernah mengalami hal sesakit itu.
Berusaha membuka pintu pager tanpa harus turun dari motor dan yess berhasil, hujan masih belum ada kurangnya, masih deras seperti awal aku memakai jas hujan di SPBU di kawasan Karya Wisata. Aku yakin seisi rumah termasuk Mamak pasti kaget mendapati aku sudah tiba di depan rumah, karena Mamak suka khawatir berlebihan kalau aku sudah pulang dan mendapati aku kuyup walaupun dengan keadaan jas hujan melekat di badan. Dan benar dugaan ku, Mamak marah karena aku menerjang hujan dan tidak memilih berteduh. Mungkin sekurangnya begini percakapannya, "Ya Allah kak, mamak udah doa supaya kau nggak pulang hujan-hujan gini | Hehehe, tadinya mau teduhan mak, tapi sayang uangnya untuk buka puasa diluar | Untuk apa di kasih uang jajan kalau nggak pernah di jajani? | Hehehe, kan mau buka puasa sama Mamak dirumah | Kalau hujan itu ya mbok teduhan dulu, kayak abangmu itu | Justru hujan-hujanan itu yang enak Mak | jangan sombong, untung masih di kasih keselamatan sama Allah | Iya lah mak -_-
Jujurnya aku memang jarang makan diluar guna menghemat, lebih sering selalu bawa bekal makan siang dari rumah dan bawa makanan kecil untuk sore nya kalau sudah lapar dan tak kunjung pulang. Uangnya di tabung, udah tersimpan banyak beli buku deh, hahaha. Tapi lebih sering keguna untuk ini itu urusan kuliah, jadi kalau memang masih terjangkau sama uang simpanan jarang minta bapak lagi. ckck. Setelah nego ini itu ini itu akhirnya nasihat Mamak terhenti dengan perjanjian aku nggak akan nekat pulang kerumah lagi kalau hujan angin seperti tadi. Dan suara Adzan pun bergemah, Alhamdulillah hari ini sangat luar biasa.
Diantara ribuan rintik hujan tadi ada sebuah doa yang teruntai. Harapan untuk menjadi yang lebih baik lagi, sudah pasti. Dan aku tau ada yang harus segera di perbaiki dari diri ini hingga akhirnya aku rela..
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ini. Ini hanya sebagian saja, karena ada yang tidak bisa berhasil aku ingat lagi, mungkin semua sudah ikut hanyut dibawa hujan atau terikut oleh angin yang nyaris menerbangkan aku tadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar