Kita tau akan batasan. Aku paham, kau apalagi. Kau tau kelegaan ku tak tergambar ketika akhirnya kalimat panjang itu kau tulis. Kalimat yang sebenarnya aku tunggu, karna sejatinya ketakutan ku akan masa lalu sangat lah besar. Dan ketika waktu mempertemukan kita, menjadikan kita seorang teman dekat yang akrab, disaat itu pula lah aku seperti menghidupkan hati lagi. Mulai sedikit demi sedikit memintamu padaNya. Membujuk Dia agar Dia memilih kau untuk ku. Ya, aku menyayangimu, maaf.
Dan jarak yang kita optimalkan semoga membuat kita tidak terjerumus ke lembah jahat yang sebenarnya kita takutkan juga. Kau kata kita hanya pantas meminta denganNya, agar bisa ikhlas dengan apa yang akan terjadi nanti. Ya, itu benar.
Jika kita saling menyanyangi memang sebaiknya kita berjarak. Jika jodoh, Allah mempertemukan dengan cara yang baik, yang lebih elegant. Jika tidak, itu pasti yang terbaik. Aku tidak meminta jaminan apapun darimu agar kelak kau lah yang pasti mendatangi Ayah ku. Aku hanya bisa bermanja dalam doa denganNya. Ya, Dia, yang menciptkan hatiku juga hatimu.
Terimakasih telah menjadi teman baik :)
Selasa, 30 Juni 2015
Tentang yang tersirat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar