Kamis, 04 Juni 2015

Lilin

"Coba kau jelaskan tentang perjalanan sebuah lilin padaku, fuji"
"Lagi-lagi kau membuat ku nyaris gila, Qiqa!"
"Bukankah kau sudah gila sejak lama?"
"ya, kau penyebabnya"
-tertawa

"Lilin. Kau lihat, bukankah dia sangat ikhlas? Dia rela terbakar habis demi menyinari sekitaran yang gelap. Dengan apa? Dengan api mungilnya itu"
"Tapi fuji, bukankah api itu lambang amarah? Bahkan setan sendiri tercipta dari api"
"Kau persis seperti anak kecil, Qiqa. Kalau kau bisa melebarkan sudut pandangmu sedikit saja pastilah kau tidak akan mempertanyakan hal ini. Setan itu beda dengan lilin. Kapan niat pensiun dini dari kegoblokan, Qiqa? Mungkin itu akibat kau terlalu sering menyia-nyiakan buku yang sering aku kasih"
"=€_©€{€£€•€£€¢<©¶€¢©¢¥£©©©[€©¥||√√[>¶€<€•€°=¶€¥¢¥£°¢££{¢\×€°"
"Oke, maafkan aku Qiqa. Ternyata kau tidak seperti lilin. Kau bisa bayangkan betapa panasnya lilin itu terkena api? Kau bisa bayangkan kalau lilin itu enggan untuk dinyalakan? Kau bisa bayangkan kalau lilin itu marah terus merubah wujudnya menjadi monster menakutkan lantas dia bukan hanya memakan api melainkan kau juga akan dilahapnya 'hap', hahaha"
"FUJI.."
"Maafkan aku sekali lagi Qiqa. Itu hanya perumpamaan saja. Coba kau seperti lilin. Dinasihati kebaikan ya dengarkan saja, ikhlaskan hatimu menerimanya, senyum (jangan manyun), pastilah kau akan terlihat lebih indah daripada lilin di resort mewah"
"Tapi aku akan terbakar habis"
"Kau kan bukan lilin. Kau tidak akan terbakar habis. Malah kau akan terus ada dengan cahaya ikhlas mu itu"
"Sekarang aku butuh kesimpulan mu, Fuji"
"Baiklah. Tapi Qiqa, amarah juga sebagai fitrah didiri kita. Tidak harus hilang, tapi harus lihai kita mengendalikannya. Harus diletakkan pada tempatnya dan digunakan pada waktu yang tepat. Misalnya ketika hak kita dirampas. Namun satu hal, amarah yang diumbar secara membabi buta untuk melampiaskannya hanya akan membuat kita menjadi orang yang hina di mata Allah. Jadi pintar-pintar kitalah mengaturnya gimana"
"Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring (HR Ahmad)"
"Tepat Qiqa"
"Terimakasih untuk waktunya Fuji, kau memang sahabat ku yang cerdas dari dulu"
"Kau selalu berlebihan, Qiqa"
-Tertawa

Tidaklah seorang hamba menguk sesuatu yang lebih besar pahalanya selain dari meneguk/menahan amarah karena mencari ridha Allah (HR. Thabrani)

#cumapakaihp #Imagine #gadisfiksi #wax #Ikhlas #MenahanAmarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar