Gadis: Bu, ayah beruntung bisa mendapatkan Ibu
Ibu: Ibu lah yang beruntung bisa mendapatkan Ayah. Atau kami sama beruntung
Gadis: Aku ingin dengar cerita Ibu dan Ayah, Ibu bersedia membagi?
Ibu: Tentu saja bisa, kau jugalah sebentar lagi remaja
Gadis: aku akan mendengarkannya bu
Ibu: Ayah meninggalkan Ibu disaat Ibu mulai mencintai Ayah
Gadis: Kan bener Ayah jahat. Huhu
Ibu: Bukan nak, justru itulah cara terbaik Ayah mencintai Ibu. Saat itu Ayah belum mampu buat melamar Ibu
Gadis: ....
Ibu: Itulah melepaskan paling indah nak. Ketika kau tau pujaan hatimu mencintaimu, dia malah pergi meninggalkanmu karna belum mampu menghalalkanmu. Bukan malah mendekat dengan mu setiap saat, mengumbar janji ini itu. Suatu hari kau semoga bisa mendapatkan seorang lelaki yang juga mencintai yang maha pencipta cinta itu ya nak
Gadis: Ibu tidak sedih waktu itu
Ibu: Ibu senang menghabiskan waktu disepertiga malam dengan air mata, menangiskan tentang dosa. Memanja sama Allah agar kelak Ayahmu lah datang melamar Ibu
Gadis: Memang Ayah tidak berjanji akan menjemput Ibu
Ibu: Ayah tidak pernah berjanji apa-apa. Ayah bilang apapun yang terjadi, kita haruslah menjadi hamba yang ikhlas
Gadis: ......
Ibu: Benar Ayahmu nak, tak perlu lah banyak berjanji. Upayakan saja apa yang harus diupayakan. Perbaiki diri banyak-banyak. Semenjak itu Ibu sibuk memperbaiki segalanya. Tak lupa Ibu juga mendoakan Ayahmu yang tidak Ibu tau dia dimana
Gadis: lalu?
Ibu: Selang 3 tahun, Ayah bilang Ayah akan menemui Kakek mu untuk melamar Ibu. Kau tau nak, itulah puncak dari kesabaran menunggu. Ibu sudah siap, Ayah apalagi. Semenjak Ayah meninggalkan Ibu, Ayah selalu meminta Allah menjaga Ibu. Menitipkan rindu padaNya. Cinta yang sejati akan tau jalan pulang, nak. Tak perlu kau memaksa jalan ceritanya. Jika saat itu Ibu tidak berjodoh dengan Ayah, tentulah itu pasti yang terbaik. Dan kau nak, semoga kau tergolong wanita yang bisa paham hakikat melepaskan itu :)
Gadis: *meluk Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar