Sabtu, 04 Juli 2015

Hakikat melepaskan

Gadis: Bu, ayah beruntung bisa mendapatkan Ibu

Ibu: Ibu lah yang beruntung bisa mendapatkan Ayah. Atau kami sama beruntung

Gadis: Aku ingin dengar cerita Ibu dan Ayah, Ibu bersedia membagi?

Ibu: Tentu saja bisa, kau jugalah sebentar lagi remaja

Gadis: aku akan mendengarkannya bu

Ibu: Ayah meninggalkan Ibu disaat Ibu mulai mencintai Ayah

Gadis: Kan bener Ayah jahat. Huhu

Ibu: Bukan nak, justru itulah cara terbaik Ayah mencintai Ibu. Saat itu Ayah belum mampu buat melamar Ibu

Gadis: ....

Ibu: Itulah melepaskan paling indah nak. Ketika kau tau pujaan hatimu mencintaimu, dia malah pergi meninggalkanmu karna belum mampu menghalalkanmu. Bukan malah mendekat dengan mu setiap saat, mengumbar janji ini itu. Suatu hari kau semoga bisa mendapatkan seorang lelaki yang juga mencintai yang maha pencipta cinta itu ya nak

Gadis: Ibu tidak sedih waktu itu

Ibu: Ibu senang menghabiskan waktu disepertiga malam dengan air mata, menangiskan tentang dosa. Memanja sama Allah agar kelak Ayahmu lah datang melamar Ibu

Gadis: Memang Ayah tidak berjanji akan menjemput Ibu

Ibu: Ayah tidak pernah berjanji apa-apa. Ayah bilang apapun yang terjadi, kita haruslah menjadi hamba yang ikhlas

Gadis: ......

Ibu: Benar Ayahmu nak, tak perlu lah banyak berjanji. Upayakan saja apa yang harus diupayakan. Perbaiki diri banyak-banyak. Semenjak itu Ibu sibuk memperbaiki segalanya. Tak lupa Ibu juga mendoakan Ayahmu yang tidak Ibu tau dia dimana

Gadis: lalu?

Ibu: Selang 3 tahun, Ayah bilang Ayah akan menemui Kakek mu untuk melamar Ibu. Kau tau nak, itulah puncak dari kesabaran menunggu. Ibu sudah siap, Ayah apalagi. Semenjak Ayah meninggalkan Ibu, Ayah selalu meminta Allah menjaga Ibu. Menitipkan rindu padaNya. Cinta yang sejati akan tau jalan pulang, nak. Tak perlu kau memaksa jalan ceritanya. Jika saat itu Ibu tidak berjodoh dengan Ayah, tentulah itu pasti yang terbaik. Dan kau nak, semoga kau tergolong wanita yang bisa paham hakikat melepaskan itu :)

Gadis: *meluk Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar