Kamis, 02 Juli 2015

Draf

Dalam KBBI, Draf itu memiliki artian: rancangan atau konsep.
Tapi dalam artian saya, draf itu adalah tempat penyimpanan tulisan-tulisan saya yang gagal publish. Gagal disini menurut saya adalah terlalu frontal untuk di publikasikan. Jika kalian mengira saya sangat terbuka di beberapa tulisan saya yang terkadang menceritakan kehidupan pribadi saya, itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan kumpulan tulisan saya yang hanya saya tulis lalu saya memutuskan untuk mengabadikannya di draf. Di waktu luang saya suka membaca tulisan di draf tersebut dan saya tersenyum geli. Ya, sehobi apapun kita menulis lalu mempublikasikannya, kita juga harus bisa memfilternya, membacanya ulang, lalu fikirkan apakah layak untuk dibaca orang banyak atau tidak. Jika tidak, lebih baik simpan dia di draf. Memang di lain sisi, tulisan itu adalah kebebasan. Tapi kebebasan juga punya aturan. Dengan aturan itulah kita bisa tau harus sampai dimana kebebasan itu kita pergunakan. Tulisan itu sama seperti kita berbicara. Dalam berbicara kita juga dituntut untuk memfikirkan kembali apa yang harus kita ucapkan. Fikirkan, jika kita mengucapkan itu apakah akan menyakitkan hati lawan bicara kita atau tidak? Karna lidah itu sama tajamnya dengan pisau. Kita harus tau karakteristik lawan bicara kita itu seperti apa. Nah, menulis itu lebih sulit dibanding bicara, karna kan kita tidak tau siapa yang akan baca tulisan kita. Selain itu, dengan berbicara kita bisa menadakan atau menggunakan gaya bahasa yang santai sekalipun sedang marah dan orang lain tidak mengetahuinya. Lain halnya dengan menulis. Menulis benar mengajarkan kita bagaimana membuat orang yang membaca bisa hanyut dan tulisan kita yang tak bersuara itu bisa menjelma menjadi nada-nada yang tak membisu yang kita ciptakan dengan tulisan.
Pembaca hanya terima bersih saja. Ketika kita menuliskan tentang kebahagiaan, apakah mereka tau kalau kita ketika menuliskannya dalam keadaan terluka parah bahkan menangis. Tapi disitulah letak keberadaan asiknya menulis. Kita cukup pura-pura bahagia di awal, lantas benar-benar bahagia ketika tulisan itu selesai.
Tapi jangan lupa dibaca ulang, jika pantas silahkan di publish. Jika tidak, lebih baik simpan baik-baik di draf. Kalau ada waktu luang boleh di edit sedikit, lalu publish.

Sebaik-baiknya tulisan adalah yang bermanfaat buat orang lain. Tapi, tetaplah menuis, kan masih ada draf :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar