Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan salah seorang teman yang berkuliah di salah satu PTN ternama di pulau Jawa. Pertemuan yang sudah dirancang jauh2 hari. Tidak bertemu sekitar 7 tahunan membuat segalanya terlihat jauh berbeda dari yang terakhir kali kami berjumpa. Dia bukan lagi wanita yang hobi pakai celana pendek dan kaos tanpa lengan, melainkan sudah menjadi seorang aktifis dakwah yang Masya Allah. Sayangnya dia tidak berkenan untuk dipublikasi.
Singkat cerita, dalam perbincangan kami dia berkata "Hidup ku terlalu berjalan lancar. Semua dimudahkan sama Allah, aku nyaris gak pernah merasakan kesulitan sedikitpun. Pernah suatu waktu aku berdoa sama Allah untuk memberikan sedikit ujian. Aku takut kemudahan ini adalah pertanda Allah gak peduli samaku". Saya ter 'bodoh' sejenak. Disaat orang berlomba2 berdoa untuk suatu kemudahan, dia berharap diberi ujian. "Ujian dan kesulitan itu gak selamanya buruk, tik" kami sama2 terdiam. Lalu dia melanjutkan "contohnya kau. Kalau aku ada di posisimu, mungkin aku gak akan sanggup. Karna semua kemudahan yang aku dapatkan membuat aku jadi gak bisa apa2. Ibarat sebuah imunitas, aku itu gak bisa menyerang zat2 asing yang masuk, karna aku terlalu lama bersantai dengan kemudahan". Senyum kecilnya tertangkap oleh sudut pandangan saya.
Dalam hati saya mengiyakan. Guru saya pernah bilang kalau Allah belum mengabulkan apa keinginan kita, itu artinya Allah suka sama rintihan doa2 panjang kita, Allah sayang sama kita, Allah mau kita selalu didekatnya. Saya jadi teringat sama peristiwa hilangnya dompet saya beberapa waktu lalu. Karna terlalu mudahnya semua urusan, saya menyelesaikan semua sendiri hanya dalam waktu seminggu. "Mungkin aku terlalu lemah" sambungnya lagi yang membuat ku terjaga dari lamunan. "Allah kan hanya memberikan ujian berdasarkan kemampuan hambanya menerima ujian itu. Semua kemudahan yang aku dapatkan ini mungkin tanda betapa lemahnya aku ya, tik?" Saya menelan ludah. Lebih tepatnya speechless ditanya seperti itu.
Sesampai dirumah saya mewasap nya "bersyukur aja sama kemudahan itu. Mungkin itu adalah imbalan karna kau sering memudahkan urusan oranglain. Mungkin juga kemudahan itu adalah ujian itu sendiri. Bukankah kau tau, bahwa orang bisa bertahan dalam ujian kesulitan, tapi gagal dalam ujian kemudahan". Lama sekali hanya di read, lalu dia membalasnya "kau sudah jadi sekarang tik. Mungkin ini akibat dari ujian2 yang kau terima ya" hanya emot tawa saja yang aku balas. Hehehe.
Ada benarnya juga memang, ketika kita sering mengalami kesulitan maka kita akan semakin kuat. Kita jadi banyak waktu untuk bersyukur akan nikmat2 kecil yang mungkin sudah biasa bagi Orang lain, namun bagi kita itu adalah nikmat syukur. Intinya apa yang Allah kasih adalah yang terbaik buat kita :)