Sabtu, 25 Januari 2014

Pernah kemarin

Pernah kemarin ketika aku tiba dipersimpangan.
Kemarin juga aku rasa tiba diujung jalan.
Ah, sama saja apa bedanya?
Ketika tak kudapatkan lagi kau disana.

Pernah juga ketika kau mengirimkan puisi untuk ku.
Kemarin juga aku rasa bahagia.
Ah, lagi-lagi itu hanya kamuflase.
Ketika kulihat kau juga hilang ketika aku tiba.


Pernah kemarin ketika aku dapatkan kau bersedih.
Kemarin jug aku rasa sama.
Ah, kau malah membuang muka.
Ketika aku ingin menghapus air mata jagung yang aku lihat mengalir di pipimu sampai dagu.

Pernah kemarin ketika aku melihat purnama yang aku rasa indah.
Kemarin juga aku rasa haru.
Ah, kau seakan tidak peduli.
Ketika aku sandarkan kepalaku di pundakmu kau malah berlari beranjak meninggalkanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar