Kamis, 14 Agustus 2014

Bukan puisi

Ku tulis ini saat hujan baru saja reda. Sore di tanah kelahiran ku yang bersahabat. Kucing dihadapan ku sedang tidur, sedang matahari sore dengan gagah menampakan sosoknya yang beberapa hari ini menjadi buah bibir Ibu-ibu disini yang mulai mengeluh tentang pakaian basah yang terpaksa harus dilanjutkan menjemurnya di dalam rumah. Kalau aku dimusim hujan juga sibuk, sibuk mendaur ulang puisi-puisi yang terlalu dini untuk di ungkapkan siapa sosok "kau" dan "dia" yang kerap hadir di setiap baitnya, tapi tak jarang aku ciptakan sendiri "kau" dan "dia".
Sore ini ingin bermanja dengan daun bekas gerimis tanpa harus berpuisi. Indah sekali sore kali ini, senja biru seakan nyata tanpa harus lelah aku mengimajinasikannya. Tapi diam-diam sepertinya awan membentuk wajahmu. Ku lihat sekali lagi sudah tidak, sedetik lagi aku lihat iya. Ah, mungkin ini karena rindu. Rindu pada yang tidak diketahui siapa sosoknya.
Ini bukan puisi. Sebab wangi rerumputan terlanjur membuat ku kehilangan kata-kata untuk menjadikanya puisi walau hanya sebait :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar