lalalalala -
June 14, 2013 at 3:19am
nyaris
tak pernah ada yang sempurna. bahkan untuk mendekati angka 7 saja pun
sulit. begitulah gambaranya. berlari terus berlari, seakan ada ribuan
banteng disana yang siap mengunyah semua apa saja yang terlintas..
begitu lihainya mengcover kesedihan itu dengan tawa bahagia tanpa beban. padahal, disini, telah banyak puluhan bahkan ratusan untaian nada rindu yang siap main. lalalalalala, begitu kiranya nada indah itu walau sedikit berbalut rintik gerimis kecil yang melunturkan pewarna merah di pipi. tak pernah peduli, lalalalala, terus melantunkan untaian syair itu, walau tak semerdu burung hantu di waktu malam. hai, sadarkah, burung hantu tetap lah merdu meski mencekam hingga membuat anak-anak kecil menangis pilu di tengah sepinya malam. detakan jam dinding juga indah, tektektektek, sampai rinduku ini hilang aku mampu menghitung berapa kali detik itu berbunyi, tapi sayang di detik ke sekian aku tak mampu mengikuti detikan itu lagi. oh sedih nya aku. tapi tak mengapa aku masih bisa mendengar detak jantung mu yang syahdu itu. dekdekdekdek. oh indahnya!! seakan aku ingin merasakannya lebih jauh dan lebih jauh sampai suara itu hilang dari pendengaran ku atau jantung mu itu yang akan terhenti sendiri. aku kurang paham akan hal ini. yang aku tau hanyalah betapa ingin aku menjadi pemeran utama di hidupmu. malang sekali memang terbacanya, tapi percayalah ini hanya imajinasiku yang seolah memposisikan nasib seorang gadis kecil yang nyaris merasakan jatuh cinta, kepada siapa pun aku tidak mengetahui itu. yang pasti aku terus bernada, lalalalalalalalalalala -
begitu lihainya mengcover kesedihan itu dengan tawa bahagia tanpa beban. padahal, disini, telah banyak puluhan bahkan ratusan untaian nada rindu yang siap main. lalalalalala, begitu kiranya nada indah itu walau sedikit berbalut rintik gerimis kecil yang melunturkan pewarna merah di pipi. tak pernah peduli, lalalalala, terus melantunkan untaian syair itu, walau tak semerdu burung hantu di waktu malam. hai, sadarkah, burung hantu tetap lah merdu meski mencekam hingga membuat anak-anak kecil menangis pilu di tengah sepinya malam. detakan jam dinding juga indah, tektektektek, sampai rinduku ini hilang aku mampu menghitung berapa kali detik itu berbunyi, tapi sayang di detik ke sekian aku tak mampu mengikuti detikan itu lagi. oh sedih nya aku. tapi tak mengapa aku masih bisa mendengar detak jantung mu yang syahdu itu. dekdekdekdek. oh indahnya!! seakan aku ingin merasakannya lebih jauh dan lebih jauh sampai suara itu hilang dari pendengaran ku atau jantung mu itu yang akan terhenti sendiri. aku kurang paham akan hal ini. yang aku tau hanyalah betapa ingin aku menjadi pemeran utama di hidupmu. malang sekali memang terbacanya, tapi percayalah ini hanya imajinasiku yang seolah memposisikan nasib seorang gadis kecil yang nyaris merasakan jatuh cinta, kepada siapa pun aku tidak mengetahui itu. yang pasti aku terus bernada, lalalalalalalalalalala -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar