Kemarilah, datang padaku.
Lepaskan sejenak senpan berpeluru di genggaman itu.
Juga dendam dihatimu.
Lebih baik kita berbicara tentang indahnya bulan dimalam ini , karna esok juga aku ingin merasakan hangatnya fajar dan sejuknya embun untuk terkhir kali sebelum peluru timah bersemayam di tubuhku..
Jika kau jatuh cinta karna suaraku bernyanyi tentang seekor kunang-kunang, maka aku bersedia menutup matamu denan sehelai kan bekas darah yang mengering.
lalu kubantu kau mengarahkan senapan gagah milikmu tepat kearah jantungku berada..
Delitua, 19 Agustus 2013
Ferantika Sudjana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar