Jumat, 20 Desember 2013

Pagi siang malam.

pagi siang malam.

May 30, 2013 at 9:58am
 
ceritakan pada riak ombak yg acuh. Juga pada pasir yg tak ubahnya bak teman bisu.
Melangkah terus, terus melangkah.
Ketika lelah menyambangi, ludahi saja dia.
Tanpa kasih, tanpa kasih.
Oh pencipta, sesulit ini kemudahan yang kau janjikan.
Andai saja Engkah beri kesulitan yg bertumpah dari ini, cabut saja nyawaku.
Berteriak sesuka hati, berteriak sesuka hati.
Maki saja semua, sampai suara tak lagi berwarna.
Hitam putih terlihat, biar mampus!!
Tampar saja dahan2 yang jatuh itu, biar koyak.
Tendangkan saja karang2 yang tertimbun di pasir busuk itu, biar melayang.
Puas dan terduduk...

Matahari telah oranye padat.
Kutatap jeli sampai pelupuk mata tak mampu lagi menahan airnya.
Suara yg tak berwarna pun, kembali terinjeksi oleh sebait nada merdu.
Tak kuijinkan mata ini terpenjam walau setengah detik lamanya.
Seakan ialah sahabat sejatiku, matahari.
Seolah terjadi gempa 10 SR, tak terhingga getaran yang terjadi. Mati dan gelap...

Dimana dia? Dimana ini? Dimana aku?
Mana dia?
Kukejar terus titik sumber terang itu, hingga tiba aku di sana.
Beratus2 langkah, berjuta2 peluh, dan bermilayar2 ketabahan.
Penuh duri, berdarah, tak peduli.
Jatuh bangun, bangun bangkit.
Tinggal 2 langkah dan titik terang itu ternyata sebuah emas yg bertahta semangat dan tertanam se onggok kumpulan cerita suram...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar