Minggu, 29 Desember 2013
1 Impian yang tercoret
Hari ini ada satu mimpi yang aku coret dari daftar Impian-impian ku. Yaitu "Bertemu Darwis Tere Liye"..
Kenal dia dari salah satu teman facebook 2 tahun yang lalu. Dari situ langsung gabung ke fanspagenya, terus ngebacain posting-postingannya sampailah pada titik dimana merasa benar apa yang dikatakannya. Buku-bukunya juga sangat memotifasi.
Disetiap kali dia memposting tentang Event dia di kota selain Medan itu kok ya rasanya seperti gimana gitu. Kapan lah dia bisa datang di Medan..
2 minggu sebelum acara diadakan aku sudah mengetahui kalau dia bakalan datang ke Medan. Wah, campur aduk perasaan ini. Harus ikut dan ikut pokoknya. Dan tanpa disangka ada acara yang waktunya juga sama dengan jadwal acara dia. Galau, dan akhirnya aku putuskan untuk tidak menghadiri acara seminar dia. Sedih lah jelas pastilah.
Seminggu sudah, kak Nana menawarkan untuk membelikan tiket untuk ku, awalnya aku menolak karna memang ada acara yang belum aku Confirm ketidakhadiranku. Dan ternyata mereka juga memaklumkan, yasudalah akhirnya aku pun disuruh untuk menerima tawaran itu. Dan sampailah tiket itu ditanganku..
Rasa tak sabar untuk menemui penulis Idola itu pun menyerangku, sampai-sampai aku susah untuk tidur di waktu malamnya dan alhasil aku bangun kesiangan..
Atas restu orang tua jugalah aku sampai disana dengan selamat..
Aku yang memang kurang tau tempat-tempat dikota Medan pun harus mengalahkan rasa khawatir yang luar biasa untuk sendiri ke lokasi seminar. Sampai di depan Hotel, aku yang merasa semua tempat masuk itu sama aku dengan santainya masuk ke tempat mobil-mobil pada parkir, aku pencet-pencet aja tu tombol masuk agar portalnya bisa terangkat. Namun tak kunjung juga terangkat. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menunggu satpamnya sajalah. Bersama ciglin aku di depan pos satpam. Tak lama pak satpamnya pun menuju kearah ku, dengan senang hati aku langsung bertanya tentang parkir sepeda motor. Dan ternyata parkir sepeda motor di area belakang..
Wah, kapan ya bisa parkir di depan ;)
Yang dari rumah berdoa agar ditemukan orang yang baik hati yang bisa menjadi teman di acara nanti pun terkabul, bahkan bukan hanya satu teman. Ya, yang awalnya aku tidak mengenal mereka dan dalam waktu yang singkat bisa berubah menjadi seorang yang seolah sudah berteman sangat akrab seakan sudah kenal lama hingga di akhir acara pun kami satu meja menyempatkan untuk foto bersama dan saling berpelukan di akhir dan berjumpa di lain waktu..
Dan mengenai Tere liye, hanya berada beberapa jarak saja. Akhirnya bisa sedekat ini dengan dia, bisa mendengar suaranya. Bahagia pastinya, apalagi bisa bertanya langsung pada dia dan terjadi perbincangan langsung dengan dia secara langsung. Dan bertemu Oki Setiana Dewi yang sama sekali tak pernah aku mimpikan bakal berjumpa dengan dia pun seolah bonus nikmat Allah yang harus aku syukuri. Luar biasa untuk hari ini. Terimakasih untuk Allah yang udah ngasih kesempatan :)
Kenal dia dari salah satu teman facebook 2 tahun yang lalu. Dari situ langsung gabung ke fanspagenya, terus ngebacain posting-postingannya sampailah pada titik dimana merasa benar apa yang dikatakannya. Buku-bukunya juga sangat memotifasi.
Disetiap kali dia memposting tentang Event dia di kota selain Medan itu kok ya rasanya seperti gimana gitu. Kapan lah dia bisa datang di Medan..
2 minggu sebelum acara diadakan aku sudah mengetahui kalau dia bakalan datang ke Medan. Wah, campur aduk perasaan ini. Harus ikut dan ikut pokoknya. Dan tanpa disangka ada acara yang waktunya juga sama dengan jadwal acara dia. Galau, dan akhirnya aku putuskan untuk tidak menghadiri acara seminar dia. Sedih lah jelas pastilah.
Seminggu sudah, kak Nana menawarkan untuk membelikan tiket untuk ku, awalnya aku menolak karna memang ada acara yang belum aku Confirm ketidakhadiranku. Dan ternyata mereka juga memaklumkan, yasudalah akhirnya aku pun disuruh untuk menerima tawaran itu. Dan sampailah tiket itu ditanganku..
Rasa tak sabar untuk menemui penulis Idola itu pun menyerangku, sampai-sampai aku susah untuk tidur di waktu malamnya dan alhasil aku bangun kesiangan..
Atas restu orang tua jugalah aku sampai disana dengan selamat..
Aku yang memang kurang tau tempat-tempat dikota Medan pun harus mengalahkan rasa khawatir yang luar biasa untuk sendiri ke lokasi seminar. Sampai di depan Hotel, aku yang merasa semua tempat masuk itu sama aku dengan santainya masuk ke tempat mobil-mobil pada parkir, aku pencet-pencet aja tu tombol masuk agar portalnya bisa terangkat. Namun tak kunjung juga terangkat. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menunggu satpamnya sajalah. Bersama ciglin aku di depan pos satpam. Tak lama pak satpamnya pun menuju kearah ku, dengan senang hati aku langsung bertanya tentang parkir sepeda motor. Dan ternyata parkir sepeda motor di area belakang..
Wah, kapan ya bisa parkir di depan ;)
Yang dari rumah berdoa agar ditemukan orang yang baik hati yang bisa menjadi teman di acara nanti pun terkabul, bahkan bukan hanya satu teman. Ya, yang awalnya aku tidak mengenal mereka dan dalam waktu yang singkat bisa berubah menjadi seorang yang seolah sudah berteman sangat akrab seakan sudah kenal lama hingga di akhir acara pun kami satu meja menyempatkan untuk foto bersama dan saling berpelukan di akhir dan berjumpa di lain waktu..
Dan mengenai Tere liye, hanya berada beberapa jarak saja. Akhirnya bisa sedekat ini dengan dia, bisa mendengar suaranya. Bahagia pastinya, apalagi bisa bertanya langsung pada dia dan terjadi perbincangan langsung dengan dia secara langsung. Dan bertemu Oki Setiana Dewi yang sama sekali tak pernah aku mimpikan bakal berjumpa dengan dia pun seolah bonus nikmat Allah yang harus aku syukuri. Luar biasa untuk hari ini. Terimakasih untuk Allah yang udah ngasih kesempatan :)
Kamis, 26 Desember 2013
ketika senja
Kita melihat senja yang sama, walau mungkin harum udara yang kita hirup berbau beda.
Sudah sampaikah padamu titipan rinduku?
Terkadang aku suka memeluk bayangmu yang aku tak tau di penghujung malam.
Seolah aku jauh tenggelam kesebuah telaga yang aku sendiri tak tahu kapan aku tergelincir.
Dan ketika purnama tiba, buatlah janji untuk kita melihat purnama yang sama di ruang yang berbeda.
Kau dengan setipis senyum dan aku dengan tawa riang disini.
Rasakan angin yang seakan menerbangkan semua rasa ku jauh ketempat kau berada.
Dan simpulkan betapa banyak garis rindu yang aku punya untuk mu.
Menabung setiap rasa rindu dan akan ku tukarkan dengan senyum untuk kita yang suatu saat pasti akan berjumpa, di Surga..
Sudah sampaikah padamu titipan rinduku?
Terkadang aku suka memeluk bayangmu yang aku tak tau di penghujung malam.
Seolah aku jauh tenggelam kesebuah telaga yang aku sendiri tak tahu kapan aku tergelincir.
Dan ketika purnama tiba, buatlah janji untuk kita melihat purnama yang sama di ruang yang berbeda.
Kau dengan setipis senyum dan aku dengan tawa riang disini.
Rasakan angin yang seakan menerbangkan semua rasa ku jauh ketempat kau berada.
Dan simpulkan betapa banyak garis rindu yang aku punya untuk mu.
Menabung setiap rasa rindu dan akan ku tukarkan dengan senyum untuk kita yang suatu saat pasti akan berjumpa, di Surga..
Rabu, 25 Desember 2013
Mungkinkah sama?
Mungkin tak biasa, ketika lama.
Satu yang selalu terngiang.
Dosa tidaknya aku tak jua paham.
Tapi tetap kupeluk erat rindu ku ini padamu.
Entah akan tersampai atau tidak.
Kau tak pernah tau karna memang aku selalu menyimpanya rapat.
Sudah hampir satu bulan tak ku tau kabarmu.
Tetap ku tahan rindu ini.
Terkadang aku selipkan namamu di setiap doa, agar kau baik.
Semakin lama aku tak juga paham kenapa ini semakin besar.
Rasa rindu yang aku rasa hanya rindu semu.
Kusibukan waktu untuk melupakanmu.
Ketika kurebahkan tubuhku, sosok mu seakan hadir.
Ingin menjadi sesuatu yang bisa melihatmu tanpa harus kau tau.
Kau, seakan yang ku harap padaNya.
Asing ketika harus terucap.
Adakah aku dihatimu?
Adakah aku disetiap doa mu?
Entah kapan kau mulai hadir dan masuk, tapi sekarang aku seolah tak bisa mengeluarkanmu dari sini.
Kapan kita akan bertemu?
Tak usalah berkhayal kau akan memeluk dan mencium pipi ini.
Berpapasan tanpa saling menyapa itulah yang selalu aku inginkan.
Kau berhasil mencairkan hati ini.
Kau sukses membuat yang dulu mati hidup kembali.
Aku bisa saja jatuh dengan yang lebih, tapi aku terlanjur jatuh ke sosok sederhana.
Mungkin bisa saja mulut berdusta sedikit, tapi hati memang yang selalu jujur.
Apalagi mengenai rindu untuk mu ini.
Adakah aku dirindumu juga?
Aku tak pernah mengharap jawaban, karna memang bukan pertanyaan yang harus kau jawab.
Susah menjelaskan apa rasa ini.
Tapi yang jelas aku terkadang berdoa agar kau selalu diberi kebaikan di setiap langkahmu.
Tak ingin menodai hakikat rindu yang sebenarnya.
Tetaplah jaga semuanya.
Termasuk jika kau merasakan rindu dan impian yang sama persis sepertiku....
Satu yang selalu terngiang.
Dosa tidaknya aku tak jua paham.
Tapi tetap kupeluk erat rindu ku ini padamu.
Entah akan tersampai atau tidak.
Kau tak pernah tau karna memang aku selalu menyimpanya rapat.
Sudah hampir satu bulan tak ku tau kabarmu.
Tetap ku tahan rindu ini.
Terkadang aku selipkan namamu di setiap doa, agar kau baik.
Semakin lama aku tak juga paham kenapa ini semakin besar.
Rasa rindu yang aku rasa hanya rindu semu.
Kusibukan waktu untuk melupakanmu.
Ketika kurebahkan tubuhku, sosok mu seakan hadir.
Ingin menjadi sesuatu yang bisa melihatmu tanpa harus kau tau.
Kau, seakan yang ku harap padaNya.
Asing ketika harus terucap.
Adakah aku dihatimu?
Adakah aku disetiap doa mu?
Entah kapan kau mulai hadir dan masuk, tapi sekarang aku seolah tak bisa mengeluarkanmu dari sini.
Kapan kita akan bertemu?
Tak usalah berkhayal kau akan memeluk dan mencium pipi ini.
Berpapasan tanpa saling menyapa itulah yang selalu aku inginkan.
Kau berhasil mencairkan hati ini.
Kau sukses membuat yang dulu mati hidup kembali.
Aku bisa saja jatuh dengan yang lebih, tapi aku terlanjur jatuh ke sosok sederhana.
Mungkin bisa saja mulut berdusta sedikit, tapi hati memang yang selalu jujur.
Apalagi mengenai rindu untuk mu ini.
Adakah aku dirindumu juga?
Aku tak pernah mengharap jawaban, karna memang bukan pertanyaan yang harus kau jawab.
Susah menjelaskan apa rasa ini.
Tapi yang jelas aku terkadang berdoa agar kau selalu diberi kebaikan di setiap langkahmu.
Tak ingin menodai hakikat rindu yang sebenarnya.
Tetaplah jaga semuanya.
Termasuk jika kau merasakan rindu dan impian yang sama persis sepertiku....
Senin, 23 Desember 2013
Sahabat, masih ingatkah engkau?
Untuk membangun sebuah persahabatan itu tidaklah gampang. Apalagi kalau harus berkomitmen.
Ketika kata 'persahabatan' itu terucap, kita harus mampu menerima kekurangan, menstabilkan perbedaan sampai perbedaan berada di satu titik kesepakatan yang konstan, ada di waktu air datang dan tawa muncu, saling suport, mengingatkan pada kebaikan selalu, tak sungkan berbagi di saat yang lain kekurangan . Nah, telah sempurna persahabatan itu kalau hal di atas tetap terikat dalam hati walau suatu saat tlah hidup masing-masing di pisahkan oleh ruang dan waktu..
Menyempurnakannya itulah yang susah. Ketika masih bersama di ruang dan waktu yang sama, pastilah bisa menjalankan itu semua. Tapi kalau sudah berpisah tempat sekolah, kerja, dll pastilah sudah jarang berjumpa. Bahkan komunikasi tak lagi terhubung. 1 tahun mungkin masih terlihat persahabatan itu masih ada, tapi di yajun ke-2 sudah mulai nampaklah kerenggangan itu terjadi. Susah senang yang dulu, janji untuk bersama selamanya seakan hanya tinggal potret saja di frame emas..
Terkadang harus menahan rindu ini. Tawa mereka, panik mereka karna ulah jailku. Secepat itu mereka melupakan semua. Maaf mungkin aku jarang punya waktu untuk kalian karna kesibukanku di sini. Tapi percayalah, nama kalian kisah kalian dan manja-manja kalian itu sulit untuk aku lupakan. Mungkin kita udah sibuk masing-masing sampai lupa ketika kita menangsi bersama ketika di ujung sekolah, karna kita tidak ingin terpisahkan dan kita berjanji untuk tidak saling melupakan. Dan aku sayang sama kalian, sayang, kalian udah ku anggap adik-adik ku, bahkan sebahagian dari keluargaku. Harpan untuk kalian membacanya ini mungkin sedikit. Tapi kalau kalian membacanya, aku mau minta maaf atas semua penolakanku ketika aku berhalangan hadir ketika kalian ajak kumpul dan 1 hal, aku sayang kalian, percayalah :'''')
Cc:Tiwi dan anak Diveitin (Dina, Tika, Nauqi)
Ketika kata 'persahabatan' itu terucap, kita harus mampu menerima kekurangan, menstabilkan perbedaan sampai perbedaan berada di satu titik kesepakatan yang konstan, ada di waktu air datang dan tawa muncu, saling suport, mengingatkan pada kebaikan selalu, tak sungkan berbagi di saat yang lain kekurangan . Nah, telah sempurna persahabatan itu kalau hal di atas tetap terikat dalam hati walau suatu saat tlah hidup masing-masing di pisahkan oleh ruang dan waktu..
Menyempurnakannya itulah yang susah. Ketika masih bersama di ruang dan waktu yang sama, pastilah bisa menjalankan itu semua. Tapi kalau sudah berpisah tempat sekolah, kerja, dll pastilah sudah jarang berjumpa. Bahkan komunikasi tak lagi terhubung. 1 tahun mungkin masih terlihat persahabatan itu masih ada, tapi di yajun ke-2 sudah mulai nampaklah kerenggangan itu terjadi. Susah senang yang dulu, janji untuk bersama selamanya seakan hanya tinggal potret saja di frame emas..
Terkadang harus menahan rindu ini. Tawa mereka, panik mereka karna ulah jailku. Secepat itu mereka melupakan semua. Maaf mungkin aku jarang punya waktu untuk kalian karna kesibukanku di sini. Tapi percayalah, nama kalian kisah kalian dan manja-manja kalian itu sulit untuk aku lupakan. Mungkin kita udah sibuk masing-masing sampai lupa ketika kita menangsi bersama ketika di ujung sekolah, karna kita tidak ingin terpisahkan dan kita berjanji untuk tidak saling melupakan. Dan aku sayang sama kalian, sayang, kalian udah ku anggap adik-adik ku, bahkan sebahagian dari keluargaku. Harpan untuk kalian membacanya ini mungkin sedikit. Tapi kalau kalian membacanya, aku mau minta maaf atas semua penolakanku ketika aku berhalangan hadir ketika kalian ajak kumpul dan 1 hal, aku sayang kalian, percayalah :'''')
Cc:Tiwi dan anak Diveitin (Dina, Tika, Nauqi)
Jumat, 20 Desember 2013
lalalalala -
lalalalala -
June 14, 2013 at 3:19am
nyaris
tak pernah ada yang sempurna. bahkan untuk mendekati angka 7 saja pun
sulit. begitulah gambaranya. berlari terus berlari, seakan ada ribuan
banteng disana yang siap mengunyah semua apa saja yang terlintas..
begitu lihainya mengcover kesedihan itu dengan tawa bahagia tanpa beban. padahal, disini, telah banyak puluhan bahkan ratusan untaian nada rindu yang siap main. lalalalalala, begitu kiranya nada indah itu walau sedikit berbalut rintik gerimis kecil yang melunturkan pewarna merah di pipi. tak pernah peduli, lalalalala, terus melantunkan untaian syair itu, walau tak semerdu burung hantu di waktu malam. hai, sadarkah, burung hantu tetap lah merdu meski mencekam hingga membuat anak-anak kecil menangis pilu di tengah sepinya malam. detakan jam dinding juga indah, tektektektek, sampai rinduku ini hilang aku mampu menghitung berapa kali detik itu berbunyi, tapi sayang di detik ke sekian aku tak mampu mengikuti detikan itu lagi. oh sedih nya aku. tapi tak mengapa aku masih bisa mendengar detak jantung mu yang syahdu itu. dekdekdekdek. oh indahnya!! seakan aku ingin merasakannya lebih jauh dan lebih jauh sampai suara itu hilang dari pendengaran ku atau jantung mu itu yang akan terhenti sendiri. aku kurang paham akan hal ini. yang aku tau hanyalah betapa ingin aku menjadi pemeran utama di hidupmu. malang sekali memang terbacanya, tapi percayalah ini hanya imajinasiku yang seolah memposisikan nasib seorang gadis kecil yang nyaris merasakan jatuh cinta, kepada siapa pun aku tidak mengetahui itu. yang pasti aku terus bernada, lalalalalalalalalalala -
begitu lihainya mengcover kesedihan itu dengan tawa bahagia tanpa beban. padahal, disini, telah banyak puluhan bahkan ratusan untaian nada rindu yang siap main. lalalalalala, begitu kiranya nada indah itu walau sedikit berbalut rintik gerimis kecil yang melunturkan pewarna merah di pipi. tak pernah peduli, lalalalala, terus melantunkan untaian syair itu, walau tak semerdu burung hantu di waktu malam. hai, sadarkah, burung hantu tetap lah merdu meski mencekam hingga membuat anak-anak kecil menangis pilu di tengah sepinya malam. detakan jam dinding juga indah, tektektektek, sampai rinduku ini hilang aku mampu menghitung berapa kali detik itu berbunyi, tapi sayang di detik ke sekian aku tak mampu mengikuti detikan itu lagi. oh sedih nya aku. tapi tak mengapa aku masih bisa mendengar detak jantung mu yang syahdu itu. dekdekdekdek. oh indahnya!! seakan aku ingin merasakannya lebih jauh dan lebih jauh sampai suara itu hilang dari pendengaran ku atau jantung mu itu yang akan terhenti sendiri. aku kurang paham akan hal ini. yang aku tau hanyalah betapa ingin aku menjadi pemeran utama di hidupmu. malang sekali memang terbacanya, tapi percayalah ini hanya imajinasiku yang seolah memposisikan nasib seorang gadis kecil yang nyaris merasakan jatuh cinta, kepada siapa pun aku tidak mengetahui itu. yang pasti aku terus bernada, lalalalalalalalalalala -
Pagi siang malam.
pagi siang malam.
May 30, 2013 at 9:58am
ceritakan pada riak ombak yg acuh. Juga pada pasir yg tak ubahnya bak teman bisu.
Melangkah terus, terus melangkah.
Ketika lelah menyambangi, ludahi saja dia.
Tanpa kasih, tanpa kasih.
Oh pencipta, sesulit ini kemudahan yang kau janjikan.
Andai saja Engkah beri kesulitan yg bertumpah dari ini, cabut saja nyawaku.
Berteriak sesuka hati, berteriak sesuka hati.
Maki saja semua, sampai suara tak lagi berwarna.
Hitam putih terlihat, biar mampus!!
Tampar saja dahan2 yang jatuh itu, biar koyak.
Tendangkan saja karang2 yang tertimbun di pasir busuk itu, biar melayang.
Puas dan terduduk...
Matahari telah oranye padat.
Kutatap jeli sampai pelupuk mata tak mampu lagi menahan airnya.
Suara yg tak berwarna pun, kembali terinjeksi oleh sebait nada merdu.
Tak kuijinkan mata ini terpenjam walau setengah detik lamanya.
Seakan ialah sahabat sejatiku, matahari.
Seolah terjadi gempa 10 SR, tak terhingga getaran yang terjadi. Mati dan gelap...
Dimana dia? Dimana ini? Dimana aku?
Mana dia?
Kukejar terus titik sumber terang itu, hingga tiba aku di sana.
Beratus2 langkah, berjuta2 peluh, dan bermilayar2 ketabahan.
Penuh duri, berdarah, tak peduli.
Jatuh bangun, bangun bangkit.
Tinggal 2 langkah dan titik terang itu ternyata sebuah emas yg bertahta semangat dan tertanam se onggok kumpulan cerita suram...
Melangkah terus, terus melangkah.
Ketika lelah menyambangi, ludahi saja dia.
Tanpa kasih, tanpa kasih.
Oh pencipta, sesulit ini kemudahan yang kau janjikan.
Andai saja Engkah beri kesulitan yg bertumpah dari ini, cabut saja nyawaku.
Berteriak sesuka hati, berteriak sesuka hati.
Maki saja semua, sampai suara tak lagi berwarna.
Hitam putih terlihat, biar mampus!!
Tampar saja dahan2 yang jatuh itu, biar koyak.
Tendangkan saja karang2 yang tertimbun di pasir busuk itu, biar melayang.
Puas dan terduduk...
Matahari telah oranye padat.
Kutatap jeli sampai pelupuk mata tak mampu lagi menahan airnya.
Suara yg tak berwarna pun, kembali terinjeksi oleh sebait nada merdu.
Tak kuijinkan mata ini terpenjam walau setengah detik lamanya.
Seakan ialah sahabat sejatiku, matahari.
Seolah terjadi gempa 10 SR, tak terhingga getaran yang terjadi. Mati dan gelap...
Dimana dia? Dimana ini? Dimana aku?
Mana dia?
Kukejar terus titik sumber terang itu, hingga tiba aku di sana.
Beratus2 langkah, berjuta2 peluh, dan bermilayar2 ketabahan.
Penuh duri, berdarah, tak peduli.
Jatuh bangun, bangun bangkit.
Tinggal 2 langkah dan titik terang itu ternyata sebuah emas yg bertahta semangat dan tertanam se onggok kumpulan cerita suram...
Selasa, 10 Desember 2013
PUISI KEHIDUPAN
Hari-hari lewat, pelan tapi pasti.
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru.
Karena aku akan membuka lembaran baru, untuk sisa jatah umurku yang baru.
Daun gugur satu-satu.
Semua terjadi karena ijin Allah.
Umurku bertambah satu-satu.
Semua terjadi karena ijin Allah.
Tapi, coba aku tengok kebelakang.
Ternyata aku masih banyak berhutang.
Ya, berhutang pada diriku.
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku..
Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk.
Ku timbang keinginanku..
Hmm, masih lebih besar duniaku.
Ya Allah, akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama ditahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masikah aku diberi kesempatan?
Ya Allah...
Tetes air mataku adalah tanda kelemahanku.
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku.
Astaghfirullah..
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan, ijinkan hambaMu ini mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah.
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang.
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu.
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana.....
Hamba sangat ingin melihat senyumMu disana.....
Ya Allah,,
Ijikanlah.....
Chairil Anwar
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru.
Karena aku akan membuka lembaran baru, untuk sisa jatah umurku yang baru.
Daun gugur satu-satu.
Semua terjadi karena ijin Allah.
Umurku bertambah satu-satu.
Semua terjadi karena ijin Allah.
Tapi, coba aku tengok kebelakang.
Ternyata aku masih banyak berhutang.
Ya, berhutang pada diriku.
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku..
Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk.
Ku timbang keinginanku..
Hmm, masih lebih besar duniaku.
Ya Allah, akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama ditahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masikah aku diberi kesempatan?
Ya Allah...
Tetes air mataku adalah tanda kelemahanku.
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku.
Astaghfirullah..
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan, ijinkan hambaMu ini mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah.
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang.
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu.
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana.....
Hamba sangat ingin melihat senyumMu disana.....
Ya Allah,,
Ijikanlah.....
Chairil Anwar
Senin, 09 Desember 2013
Terimakasih..
Aku tidak pernah menyalahkan keadaan ketika kau dan aku dulu pernah bersama dan pernah sempat berjanji.
Semua sudah jalanya.
Dan aku juga tidak pernah menyalahkan kau yang telah pergi tinggalkankan aku sendiri, sampai akhirnya aku bangkit sendiri juga.
Aku tidak akan menyalahkan.
Bahkan aku tidak akan menyimpan dendan sedikitpun untuk semua itu, tak perlulah kau khawatir akan itu semua.
Malah aku ingin sekali berterima kasih atas ketidak setiaan mu, kerelaan mu, dan kesakitan itu, ketika kau tinggalkan aku.
Berkat itu aku banyak belajar banyak hal, termasuk membuat hidup menjadi berarti.
Keputusan mu untuk meninggalkanku adalah keputusan terbaik yang memang harus kau ambil.
Sejak saat itu, aku mencari jalan keluar apa yang harus kau lakukan setelah kita tak lagi satu.
Aku susun kembali hati yang mungkin tak suci lagi.
Aku luruskan lagi jalan ku yang sempat berbelok.
Aku mantap kan lagi niatku yang sempat tertunda.
Kau pernah berpengaruh dalam hidupku, dulu.
Mungkin tidak sama sekali untuk sekarang.
Lupakan.
Percuma kau berdiri disimpang jalan itu untuk menemuiku.
Aku tidak akan menatap wajahmu lagi.
Lupakan.
Percuma kau terus menunggu ku untuk sedetik saja menyentuh tangan ku.
Aku tidak sekalipun mau kau menyentuh tangan ini, walau seujung kuku.
Aku sudah cukup bahagia tanpa mu.
Hari-hariku lebih terasa indah.
Iya, aku memang telah mendapatkan penggantimu.
Orang-orang luar biasa yang selalu mengajarkanku tentang makna hidup yang sebenarnya.
Terimakasih telah meninggalkan ku pada waktu dulu.
Jangan kau hadir dan memohon apapun, karna aku hanya manusia.
Memohonlah pada yang lebih pantas.
Sang pemberi permohonan..
Semua sudah jalanya.
Dan aku juga tidak pernah menyalahkan kau yang telah pergi tinggalkankan aku sendiri, sampai akhirnya aku bangkit sendiri juga.
Aku tidak akan menyalahkan.
Bahkan aku tidak akan menyimpan dendan sedikitpun untuk semua itu, tak perlulah kau khawatir akan itu semua.
Malah aku ingin sekali berterima kasih atas ketidak setiaan mu, kerelaan mu, dan kesakitan itu, ketika kau tinggalkan aku.
Berkat itu aku banyak belajar banyak hal, termasuk membuat hidup menjadi berarti.
Keputusan mu untuk meninggalkanku adalah keputusan terbaik yang memang harus kau ambil.
Sejak saat itu, aku mencari jalan keluar apa yang harus kau lakukan setelah kita tak lagi satu.
Aku susun kembali hati yang mungkin tak suci lagi.
Aku luruskan lagi jalan ku yang sempat berbelok.
Aku mantap kan lagi niatku yang sempat tertunda.
Kau pernah berpengaruh dalam hidupku, dulu.
Mungkin tidak sama sekali untuk sekarang.
Lupakan.
Percuma kau berdiri disimpang jalan itu untuk menemuiku.
Aku tidak akan menatap wajahmu lagi.
Lupakan.
Percuma kau terus menunggu ku untuk sedetik saja menyentuh tangan ku.
Aku tidak sekalipun mau kau menyentuh tangan ini, walau seujung kuku.
Aku sudah cukup bahagia tanpa mu.
Hari-hariku lebih terasa indah.
Iya, aku memang telah mendapatkan penggantimu.
Orang-orang luar biasa yang selalu mengajarkanku tentang makna hidup yang sebenarnya.
Terimakasih telah meninggalkan ku pada waktu dulu.
Jangan kau hadir dan memohon apapun, karna aku hanya manusia.
Memohonlah pada yang lebih pantas.
Sang pemberi permohonan..
Minggu, 08 Desember 2013
menunggu esok...
Tinggal hitungan hari lagi semuanya akan berakhir. Dimana aku harus benar mempertanggung jawabkan usia itu. Dan membuka lembaran baru. Aku memang telah merasa kemarin itulah bukan yang terbaik, semua pernah aku lakukan. Dan aku harap bersama itu akan berlalu dan aku bersama yang baru..
Tiba dimana aku harus merubah apa yang menjadi kebiasaan buruk yang sama sekali bukanlah yang baik. Mengejar mimpi indah, meraih cita dan cintaNya. Bersyukur jika sampai waktunya semua masih ada disampingku, Orangtua terkasih yang begitu setia dengan ku dengan seluruh cinta mereka. Ketika aku tertatih, ada ibu yang menenangkan itu semua. Ketika aku harus terjatuh, ada ayah yang mencoba aku bangkit. Mereka adalah oranng yang berpengaruh besar dalam hidupku sampai detik ini dan aku harap untuk selamanya
Meninggalkan usia belasan adalah bukan hal yang gampang. Semakin dewasa setidaknya haruslah banyak perubahan yang positip. Harus lebih bertanggung jawab lagi atas semuanya, termasuk urusan dengan Sang Pencipta..
Hingga waktunya tiba, semoga sesuai rencana dan jadi yang terbaik untuk semua..
Tiba dimana aku harus merubah apa yang menjadi kebiasaan buruk yang sama sekali bukanlah yang baik. Mengejar mimpi indah, meraih cita dan cintaNya. Bersyukur jika sampai waktunya semua masih ada disampingku, Orangtua terkasih yang begitu setia dengan ku dengan seluruh cinta mereka. Ketika aku tertatih, ada ibu yang menenangkan itu semua. Ketika aku harus terjatuh, ada ayah yang mencoba aku bangkit. Mereka adalah oranng yang berpengaruh besar dalam hidupku sampai detik ini dan aku harap untuk selamanya
Meninggalkan usia belasan adalah bukan hal yang gampang. Semakin dewasa setidaknya haruslah banyak perubahan yang positip. Harus lebih bertanggung jawab lagi atas semuanya, termasuk urusan dengan Sang Pencipta..
Hingga waktunya tiba, semoga sesuai rencana dan jadi yang terbaik untuk semua..
Sabtu, 07 Desember 2013
Jadi Member Penyewaan Novel atau Mengahdiri Seminar Penulis Favourit :)
Akhirnya tadi aku singgah juga ke suatu tempat yang sudah seminggu ini aku sempatkan melirik ketika aku melewatinya. Ingin sekali singgah, tapi waktu seolah tak meridhoi, pulang selalu malam. Dan malam aku mungkin tidak berani melewati jalan tersebut, jadi yasudah alhasil hanya bisa meliriknya ketika aku berangkat kuliah..
Dan tadi, rasa bahagia dan excited seolah singgah ketika aku menginjakan kaki yang beralas kaus kaki itu ke dalam tempat itu.
"Penyewaan komik dan novel", hahahaha :D
Iya, aku hanya sempat meliriknya saja belakangan ini. Pernah sih sempat berhenti sejenak tepat di depan pintu rumah petak yang nampak buku-buku berjajar rapi itu, tapi kuurungkan masuk, karna mungkin waktu sudah seolah tidak mengijinkan. Karna aku sadar, aku butuh waktu yang banyak untuk hal yang satu itu. dan tadi aku memang sudah merencanakan dengan apik kalau aku akan ke tempat itu dan berlama sambil menyewa satu novel, sedana jurnal dan tumpukan kertas menanti untuk kusentuh. Iya, ini hal yang bagus buat ku yang emang pemasukan uang terbatas jadi gak memungkinkan untuk membeli novel-novel tebal yang mungkin harganya 3 hari uang jajanku. Dan juga harus menabung dengan target yang harus tercapai sampai sebulan. Ya, orangtua memang selalu mengajarkan hemat..
"Sudah jadi member kak?" sapa wanita yang mungkin seusiaku yang sedang duduk dilantai menyusun buku sambil tersenyum manis padaku dengan jilbab kremnya. "Belum mbak" jawabku sambil membalas senyumnya yang ramah dan terlihat akrab. "Oh, yasudah. Dipilih aja dulu ya kak" suru nya sambil masih terseyum, aku mengangguk kepala ku singkat sambil meninggalkan senyum..
Diruangan yang tidak terlalu lebar itu, ada aku, mbak-mbak penjaga toko dan 2 orang anak yang mungkin masih smp. Mereka berdua berada di daerah rentetan komik-komik. Aku yang memang kurang tertarik dengan komik lebih memilih berada di tumpukan novel-novel yang membuatku ingin memiliki itu semua, hehe..
Mungkin ada 15 menit aku memilih hingga akhirnya aku membawa novel yang aku rasa cukup bagus. Aku pun duduk bersila tepat di depan kakak yang aku pikir pemilik tempat itu..
"Mbak, bisa tolong jelaskan gimana peraturan penyewaan novel disini? :)"
"Gini kak, kakak harus jadi member dulu dengan membayar 10 ribu saja. Tapi, sebelum itu harus membayar uang jaminan 100 ribu. Memang banyak, tapi itu hanya untuk jaminan aja kok karna kan buku kami kasih pinjam walaupun juga dipungut biaya 1 hari seribu. Kalau kakak mau lepas dari member, uang kami kembalikan penuh. Itu ibarat kakak titipkan uang saja disini. Baru-baru ini kami sering kehilangan buku, atau orangnya tiba-tiba hilang gak ngembaliin" dia tersenyum tipis. Aku mengangguk paham. Aku langsung terbayang isi dompet, cuma ada uang 50 ribu. Dan aku juga ingin sekali menghadiri seminarnya Tere Liye. Penulis novel yang aku harapin dia akan ngadain seminar diMedan dan ketika tiba waktunya aku malah seakan tergoyahkan untuk menjadi member di penyewaan novel. Aku hanya butuh 10 ribu lagi untuk bisa membeli tiketnya. Tapi yang aku korbankan adalah uang tabungan aku harus berkurang dan bakalan bulan ini tidak sampai target. Huh, memang sulit kalau harus dihadapkan dengan yang seperti ini. Kalau aku menghadiri seminarnya, itu artinya aku mencoret salah satu impian aku yang ingin bertemu tere liye dengan konsekuensi menunda jadi member dan tabungan tidak sampai target..
"Rumahnya dimana kak?" pertanyaan itu menyadarkan ku kalau ternyata aku berfikir sudah terlalu lama. Kami pun melanjutkan cerita-cerita, serasa akrab sekali. Ternyata rumah kami hanya dibedakan beberapa gang saja..
Tak terasa sudah 20menit juga kami saling bertukar cerita tentang suka duka sebagai penjaga tempat penyewaan novel, sore tadi begitu teduh, walaupun terselip kegalauan dan tanpa membawa buku satupun..
"Wah, aku kan udah baca ni mbak? Harus bayar berapa nih :D" candaku. "Udalah gak usah, kan belum habis bacanya, hehehe"
Aku membalikan buku ini ketempat semula sambil tersenyum tipis. Dan pamitan sambil berjanji akan datang kembali secepat mungkin, pinomat untuk membaca 1 buku saja..
Sambil ku starter ciglin ku tatap kembali pintu masuk itu sambil tersenyum tipis dan berharap suatu hari akan ku bawa 1 buku ketika aku keluar pintu itu. Tapi dengan konsekuensi harus lebih menghemat dan pintar-pintar mengatur pemasukan yang ada..
Dan tadi, rasa bahagia dan excited seolah singgah ketika aku menginjakan kaki yang beralas kaus kaki itu ke dalam tempat itu.
"Penyewaan komik dan novel", hahahaha :D
Iya, aku hanya sempat meliriknya saja belakangan ini. Pernah sih sempat berhenti sejenak tepat di depan pintu rumah petak yang nampak buku-buku berjajar rapi itu, tapi kuurungkan masuk, karna mungkin waktu sudah seolah tidak mengijinkan. Karna aku sadar, aku butuh waktu yang banyak untuk hal yang satu itu. dan tadi aku memang sudah merencanakan dengan apik kalau aku akan ke tempat itu dan berlama sambil menyewa satu novel, sedana jurnal dan tumpukan kertas menanti untuk kusentuh. Iya, ini hal yang bagus buat ku yang emang pemasukan uang terbatas jadi gak memungkinkan untuk membeli novel-novel tebal yang mungkin harganya 3 hari uang jajanku. Dan juga harus menabung dengan target yang harus tercapai sampai sebulan. Ya, orangtua memang selalu mengajarkan hemat..
"Sudah jadi member kak?" sapa wanita yang mungkin seusiaku yang sedang duduk dilantai menyusun buku sambil tersenyum manis padaku dengan jilbab kremnya. "Belum mbak" jawabku sambil membalas senyumnya yang ramah dan terlihat akrab. "Oh, yasudah. Dipilih aja dulu ya kak" suru nya sambil masih terseyum, aku mengangguk kepala ku singkat sambil meninggalkan senyum..
Diruangan yang tidak terlalu lebar itu, ada aku, mbak-mbak penjaga toko dan 2 orang anak yang mungkin masih smp. Mereka berdua berada di daerah rentetan komik-komik. Aku yang memang kurang tertarik dengan komik lebih memilih berada di tumpukan novel-novel yang membuatku ingin memiliki itu semua, hehe..
Mungkin ada 15 menit aku memilih hingga akhirnya aku membawa novel yang aku rasa cukup bagus. Aku pun duduk bersila tepat di depan kakak yang aku pikir pemilik tempat itu..
"Mbak, bisa tolong jelaskan gimana peraturan penyewaan novel disini? :)"
"Gini kak, kakak harus jadi member dulu dengan membayar 10 ribu saja. Tapi, sebelum itu harus membayar uang jaminan 100 ribu. Memang banyak, tapi itu hanya untuk jaminan aja kok karna kan buku kami kasih pinjam walaupun juga dipungut biaya 1 hari seribu. Kalau kakak mau lepas dari member, uang kami kembalikan penuh. Itu ibarat kakak titipkan uang saja disini. Baru-baru ini kami sering kehilangan buku, atau orangnya tiba-tiba hilang gak ngembaliin" dia tersenyum tipis. Aku mengangguk paham. Aku langsung terbayang isi dompet, cuma ada uang 50 ribu. Dan aku juga ingin sekali menghadiri seminarnya Tere Liye. Penulis novel yang aku harapin dia akan ngadain seminar diMedan dan ketika tiba waktunya aku malah seakan tergoyahkan untuk menjadi member di penyewaan novel. Aku hanya butuh 10 ribu lagi untuk bisa membeli tiketnya. Tapi yang aku korbankan adalah uang tabungan aku harus berkurang dan bakalan bulan ini tidak sampai target. Huh, memang sulit kalau harus dihadapkan dengan yang seperti ini. Kalau aku menghadiri seminarnya, itu artinya aku mencoret salah satu impian aku yang ingin bertemu tere liye dengan konsekuensi menunda jadi member dan tabungan tidak sampai target..
"Rumahnya dimana kak?" pertanyaan itu menyadarkan ku kalau ternyata aku berfikir sudah terlalu lama. Kami pun melanjutkan cerita-cerita, serasa akrab sekali. Ternyata rumah kami hanya dibedakan beberapa gang saja..
Tak terasa sudah 20menit juga kami saling bertukar cerita tentang suka duka sebagai penjaga tempat penyewaan novel, sore tadi begitu teduh, walaupun terselip kegalauan dan tanpa membawa buku satupun..
"Wah, aku kan udah baca ni mbak? Harus bayar berapa nih :D" candaku. "Udalah gak usah, kan belum habis bacanya, hehehe"
Aku membalikan buku ini ketempat semula sambil tersenyum tipis. Dan pamitan sambil berjanji akan datang kembali secepat mungkin, pinomat untuk membaca 1 buku saja..
Sambil ku starter ciglin ku tatap kembali pintu masuk itu sambil tersenyum tipis dan berharap suatu hari akan ku bawa 1 buku ketika aku keluar pintu itu. Tapi dengan konsekuensi harus lebih menghemat dan pintar-pintar mengatur pemasukan yang ada..
Jumat, 06 Desember 2013
Terbunuh mati
Kemarilah, datang padaku.
Lepaskan sejenak senpan berpeluru di genggaman itu.
Juga dendam dihatimu.
Lebih baik kita berbicara tentang indahnya bulan dimalam ini , karna esok juga aku ingin merasakan hangatnya fajar dan sejuknya embun untuk terkhir kali sebelum peluru timah bersemayam di tubuhku..
Jika kau jatuh cinta karna suaraku bernyanyi tentang seekor kunang-kunang, maka aku bersedia menutup matamu denan sehelai kan bekas darah yang mengering.
lalu kubantu kau mengarahkan senapan gagah milikmu tepat kearah jantungku berada..
Delitua, 19 Agustus 2013
Ferantika Sudjana
Lepaskan sejenak senpan berpeluru di genggaman itu.
Juga dendam dihatimu.
Lebih baik kita berbicara tentang indahnya bulan dimalam ini , karna esok juga aku ingin merasakan hangatnya fajar dan sejuknya embun untuk terkhir kali sebelum peluru timah bersemayam di tubuhku..
Jika kau jatuh cinta karna suaraku bernyanyi tentang seekor kunang-kunang, maka aku bersedia menutup matamu denan sehelai kan bekas darah yang mengering.
lalu kubantu kau mengarahkan senapan gagah milikmu tepat kearah jantungku berada..
Delitua, 19 Agustus 2013
Ferantika Sudjana
Minggu, 01 Desember 2013
Hujan di bulan Desember..
"Menanti seperti pelangi. Setia menunggu hujan reda. Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember. Di bulan Desember"
Sepenggal lirik lagu dari efek rumah kaca yang aku rasa menyentuh sekali. Semua orang bebas mengartikan itu seperti apa makna lagunya. Selagi masih dalam konteks yang masuk akal dan logic lah ya..
Pagi ini hujan. Kalau bisa ingin ku titipkan rindu ini pada aliran hujan kemana dia akan bermuara. Tapi apa sampai? Kalau aku titipkan pada hembusan anginya apakah akan kau hirup juga udara yang sama dimana pertama aku titipkan rindu yang suci ini? Ah, andai saja itu sampai..
Mungkin kau gak akan pernah mengetahui ini semua, karna memang aku juga gak ingin kau mengetahui ini semua. Mungkin ketika kau anggap semua berat, percayalah dan berdoalah kau gak pernah benar sendiri. Percaya pada kekuatanNya yang gak pernah luntur untuk kita nikmati..
Dalam doa aku selalu menyelipkan itu.
Ketika aku mendengarkan lagi, hujan ini sepeti bersyair tentang hati yang bahagia. Turunya seperti ribuan orang yang menarikan lagu tentang kerinduan yang telah sampai. Ingin ku tersenyum kecil dan menyimpan hujan ini, tapi temannya yang lain menyakitkanku dengan turun tepat di atas kepalaku. Aku kembalikan kau lagi dengan menghanyutkanmu tepat di depanku, dan aku lihat kau mulai mengalir dan tak dapat aku kenali lagi jejak mu. Semakin banyak dan banyak. Sekarang aku hanya bisa mengamatimu tepat di depan jendela. dan 'tik', kau tepat jatuh di kaca jendela. Ingn menyentuhmu tapi terhalang oleh kaca putih suci yang transparan. Dan aku hanya bisa membelai bulir mu dari balik kaca jendela sambil tersenyum dan bertanya "sudah sampaikah rindu yang aku titipkan?" aku tak paham apa jawabmu yang aku lihat kau malah perlahan turun dari kaca jendela ku dan kau pun menghilang hanya meniggalkan bekas basah di jendela..
Sepenggal lirik lagu dari efek rumah kaca yang aku rasa menyentuh sekali. Semua orang bebas mengartikan itu seperti apa makna lagunya. Selagi masih dalam konteks yang masuk akal dan logic lah ya..
Pagi ini hujan. Kalau bisa ingin ku titipkan rindu ini pada aliran hujan kemana dia akan bermuara. Tapi apa sampai? Kalau aku titipkan pada hembusan anginya apakah akan kau hirup juga udara yang sama dimana pertama aku titipkan rindu yang suci ini? Ah, andai saja itu sampai..
Mungkin kau gak akan pernah mengetahui ini semua, karna memang aku juga gak ingin kau mengetahui ini semua. Mungkin ketika kau anggap semua berat, percayalah dan berdoalah kau gak pernah benar sendiri. Percaya pada kekuatanNya yang gak pernah luntur untuk kita nikmati..
Dalam doa aku selalu menyelipkan itu.
Ketika aku mendengarkan lagi, hujan ini sepeti bersyair tentang hati yang bahagia. Turunya seperti ribuan orang yang menarikan lagu tentang kerinduan yang telah sampai. Ingin ku tersenyum kecil dan menyimpan hujan ini, tapi temannya yang lain menyakitkanku dengan turun tepat di atas kepalaku. Aku kembalikan kau lagi dengan menghanyutkanmu tepat di depanku, dan aku lihat kau mulai mengalir dan tak dapat aku kenali lagi jejak mu. Semakin banyak dan banyak. Sekarang aku hanya bisa mengamatimu tepat di depan jendela. dan 'tik', kau tepat jatuh di kaca jendela. Ingn menyentuhmu tapi terhalang oleh kaca putih suci yang transparan. Dan aku hanya bisa membelai bulir mu dari balik kaca jendela sambil tersenyum dan bertanya "sudah sampaikah rindu yang aku titipkan?" aku tak paham apa jawabmu yang aku lihat kau malah perlahan turun dari kaca jendela ku dan kau pun menghilang hanya meniggalkan bekas basah di jendela..
Sabtu, 30 November 2013
Teman baikku :")
Merasa menjadi orang yang paling jahat, ketika aku memutuskan bersifat dingin kepada teman dekatku. Bermula dari aku yang berniat mendengarkan lagu di BB nya tapi dia enggan meminjamkanya dengan alasan ini itu yang aku tahu itu semua bohongan. Owh, dari situ aku sangat merasa kalau ternyata ini orang nya yang aku anggap teman dekat. Sampai sini aja ternyata, masih ada rahasia yang harus di simpannya. Nah, mulai ssat itu aku putuskan menjaga jarak dengan dia dan mulai menganggapnya teamn biasa aja. Kenal dekat dengan dia mulai dari awal semester II. Saat itu memang kondisi dia masih sering dalam keadaan kurang baik dan sering menyendiri. Mulai saat itu aku putuskan untuk menjalin pertemanan yang baik dan memang dia juga orang baik.
Dan, kembali ke permasalahan selanjutnya. Mulai saat kejadian itu, kira-kira 3 minggu lah aku bersifat dingin ke dia, tapi tetap masih menjalin komunikasi walaupun mungkin gak sedekat sebelum ada kejadian itu. Aku memang kalau udah bete sama orang suka lama sembuhnya walaupun masih berkomunikasi tapi palling durasi bicaranya gak sebanyak ketika aku masih menggapnya orang penting di hidupku. Nah, setelah itu, mulai lah muncul permasalahan-permasalahan baru lagi. Saat itu waktu sudah petang, tapi praktikum baru selesai dan pas pula telah adzan Maghrib, jadi aku putuskan untuk langsung cepat ke Masjid. Usai melaksanakan kewajibanya aku pun menunggu dia lama di Masjid (kebetulan dia lagi red day). Aku tunggu dia tak kunjung datang, aku yang memang kurang bersahabat dengan handphone barulah teringat kalau mungkin saja dia mengrim pesan singat ke aku atau mungkin dia menelpon ku. Setelah aku check ternyata benar. Ada 3 messages dan 2 missed calls.Pesanya yang terakhir dia memintaku untuk memberi kabar kalau aku sudah sampai rumah. Iya, dia ternyata pulang duluan bersama temanku yang juga sangat baik. Jelas saja ini membuat ku sangat bete dengan dia, tapi aku mencoba menenangkan pikiran ini. Sampai rumah aku pun memberikabar dan berbohong kalau aku tidak marah karna dia meninggalkan ku pulang. Padahal mulai dari kampus sampai rumah masih kesel banget sama dia, ditambah pura-pura gak mempermasalhkan lagi kalau dia udah ninggalin aku. Aku memang gitu, suka menyembunyikan kekesalan sendiri tanpa harus orang itu mengetahuinya. Tapi mungkin orang tersebut tahu kalau aku sedang menyembunyikan permasalahan dengan dia dilihat dari sifatku yang berbeda. Dan sejak saat itu apapun yang dia lakuin dan bicarakan aku masih bete walaupunn itu baik, namanya juga orang lagi bete, apapun yang dilakuin pasti kita merasa itu gak baik..
Kalau ada yang memperhatikan pasti kami belakangan ini berubah drastis. Yang sebelumnya sering terlihat kemana-kemana berdua, pun rame-rame pasti kami tetap bersebelahan. Bahkan ada yang bilang dimana ada aku disitu ada dia. Dan belakangan ini jarang kelihatan bersama, jalan rame-rame pasti aku gak disamping dia. Jujurnya tak jarang juga sih aku meliriknya, aku lihat dia sedih banget. Aku yakin pasti karna aku yang berubah sama dia, tapi jahatnya lagi aku seolah belum bisa memaafkan dia. Masih bete, padahal itu kan udah lumayan lama. Tapi yaitu tadi, aku memang susah melupakan sakit hati walaupun itu hanya kecil. Sebenarnya aku juga merasa kehilangan juga, biasanya aku selalu pulang dengan dia, belakangan ini jadi jarang gegara masalah kecil ini. Aku yang biasanya berdua dengan dia bertukar pikiran belakangan ini jadi renggang, mungkin karna kesibukan masing-masing juga ngurusi ACC untuk jurnal. Pokoknya belakangan suasana berubah, karna rasa egoisku lebih besar daripada rasa mengalahku untuk masalh kecil seperti ini. Yang sebenarnya bisa aja di omongi baik-baik dan masalahpun berakhir, bukan memperpanjangnya sampai seperti saat ini..
Sampai di Kamis pagi aku menceritakan ini pada salah satu teman yang lumayan dekat juga denganku yang mulai mencium bau perenggangan kami ini. Dan dia menyarankan untuk aku membicarakan ini baik-baik dengan dia sebelum masalah ini mengendap dan menumpuk menjdi banyak. Dari situ pikiran ku terbuka, dan mulai menyusun waktu untuk membicarakan ini dengannya. Dan esoknya dialah yang terlebih dahulu ingin membicarakan ini semua denganku. Terang saja aku terkejut, kenapa bisa bersamaan gini niatan baik ku padanya. Tapi aku masih tetap menutup rasa beteku yang berminggu aku pendam padanya, dan dia yang memang sudah tau kalau dia ada sedikit kesalahan dia tetap memaksaku untuk berterus terang. Butuh waktu memang untuk menjelaskan itu semua hingga pada akhirnya semua terungkap melalui via telpon. Aku ungkapkan semua kenapa aku berubah dengan dia dan apa-apa yang aku rasain sejak kami mulai jauh. Jujur aja, baru dialah teman dekatku yang sampai segitunya ingin meminta maaf dan benar-benar takut akan kehilanganku. Dan aku sangat merasa berdosa sekali kalau aku tau ternyata dia sampai sakit memikirkanku dan katanya berat badanya menurun gegara nafsu makan down, iya memang dia selalu begitu kalau punya masalah apalagi menyangkut pertemanan, aku merasa jadi teman terjahat yang pernah ada. Sebelum punya masalah yang sebeginiya memang aku yang selalu yang menyemangatinya supaya dia makan teratur supaya berat badanya naik, dan memang iya berat badanya perlahan naik, walaupun gak menunjukan hasil yang signifikan. Dan ternyata aku merindukanya selama ini, selama ini aku merasa sangat jauh sekali dengan dia, aku gak pernah menganggap dia ada walaupun dia ada disampingku. Dan mustinya aku lah yang meminta maaf padanyan akan semua kejadian ini. Akulah yang seperti anak-anak yang selalu mau dimengerti. Mustinya aku paham, walaupun sudah menjadi teman dekat kita pasti juga punya ruang-ruang rahasia, dan aku mustinya gak marah kalau dia tidak meminjamkan bb nya ke aku, mungkin saja disitu ada rahasia besar yang iya miliki. Dan aku juga gak pantas marah ketika dia pulang dulu, emang karan suasana udah malam, dan dia pulang naik angkutan umum. Baru sadar betapa egoisnya aku ini yang masih memikirkan kesalahan seorang yang udah aku anggap adik ini, dan dia pula yang meminta maaf. Harusnya aku lah yang meminta maaf atas ini semua. Harusnya aku merasa beruntung punya teman seperti dia, yang terkadang mengalah untuk aku, bukan nmalah meniggalkanya sendiri..
Maafin tika ya lisa :')
Tika sayang lisa
Puisi lingkaran dia ganti ini ajaya, hehehe ^.^
Dan, kembali ke permasalahan selanjutnya. Mulai saat kejadian itu, kira-kira 3 minggu lah aku bersifat dingin ke dia, tapi tetap masih menjalin komunikasi walaupun mungkin gak sedekat sebelum ada kejadian itu. Aku memang kalau udah bete sama orang suka lama sembuhnya walaupun masih berkomunikasi tapi palling durasi bicaranya gak sebanyak ketika aku masih menggapnya orang penting di hidupku. Nah, setelah itu, mulai lah muncul permasalahan-permasalahan baru lagi. Saat itu waktu sudah petang, tapi praktikum baru selesai dan pas pula telah adzan Maghrib, jadi aku putuskan untuk langsung cepat ke Masjid. Usai melaksanakan kewajibanya aku pun menunggu dia lama di Masjid (kebetulan dia lagi red day). Aku tunggu dia tak kunjung datang, aku yang memang kurang bersahabat dengan handphone barulah teringat kalau mungkin saja dia mengrim pesan singat ke aku atau mungkin dia menelpon ku. Setelah aku check ternyata benar. Ada 3 messages dan 2 missed calls.Pesanya yang terakhir dia memintaku untuk memberi kabar kalau aku sudah sampai rumah. Iya, dia ternyata pulang duluan bersama temanku yang juga sangat baik. Jelas saja ini membuat ku sangat bete dengan dia, tapi aku mencoba menenangkan pikiran ini. Sampai rumah aku pun memberikabar dan berbohong kalau aku tidak marah karna dia meninggalkan ku pulang. Padahal mulai dari kampus sampai rumah masih kesel banget sama dia, ditambah pura-pura gak mempermasalhkan lagi kalau dia udah ninggalin aku. Aku memang gitu, suka menyembunyikan kekesalan sendiri tanpa harus orang itu mengetahuinya. Tapi mungkin orang tersebut tahu kalau aku sedang menyembunyikan permasalahan dengan dia dilihat dari sifatku yang berbeda. Dan sejak saat itu apapun yang dia lakuin dan bicarakan aku masih bete walaupunn itu baik, namanya juga orang lagi bete, apapun yang dilakuin pasti kita merasa itu gak baik..
Kalau ada yang memperhatikan pasti kami belakangan ini berubah drastis. Yang sebelumnya sering terlihat kemana-kemana berdua, pun rame-rame pasti kami tetap bersebelahan. Bahkan ada yang bilang dimana ada aku disitu ada dia. Dan belakangan ini jarang kelihatan bersama, jalan rame-rame pasti aku gak disamping dia. Jujurnya tak jarang juga sih aku meliriknya, aku lihat dia sedih banget. Aku yakin pasti karna aku yang berubah sama dia, tapi jahatnya lagi aku seolah belum bisa memaafkan dia. Masih bete, padahal itu kan udah lumayan lama. Tapi yaitu tadi, aku memang susah melupakan sakit hati walaupun itu hanya kecil. Sebenarnya aku juga merasa kehilangan juga, biasanya aku selalu pulang dengan dia, belakangan ini jadi jarang gegara masalah kecil ini. Aku yang biasanya berdua dengan dia bertukar pikiran belakangan ini jadi renggang, mungkin karna kesibukan masing-masing juga ngurusi ACC untuk jurnal. Pokoknya belakangan suasana berubah, karna rasa egoisku lebih besar daripada rasa mengalahku untuk masalh kecil seperti ini. Yang sebenarnya bisa aja di omongi baik-baik dan masalahpun berakhir, bukan memperpanjangnya sampai seperti saat ini..
Sampai di Kamis pagi aku menceritakan ini pada salah satu teman yang lumayan dekat juga denganku yang mulai mencium bau perenggangan kami ini. Dan dia menyarankan untuk aku membicarakan ini baik-baik dengan dia sebelum masalah ini mengendap dan menumpuk menjdi banyak. Dari situ pikiran ku terbuka, dan mulai menyusun waktu untuk membicarakan ini dengannya. Dan esoknya dialah yang terlebih dahulu ingin membicarakan ini semua denganku. Terang saja aku terkejut, kenapa bisa bersamaan gini niatan baik ku padanya. Tapi aku masih tetap menutup rasa beteku yang berminggu aku pendam padanya, dan dia yang memang sudah tau kalau dia ada sedikit kesalahan dia tetap memaksaku untuk berterus terang. Butuh waktu memang untuk menjelaskan itu semua hingga pada akhirnya semua terungkap melalui via telpon. Aku ungkapkan semua kenapa aku berubah dengan dia dan apa-apa yang aku rasain sejak kami mulai jauh. Jujur aja, baru dialah teman dekatku yang sampai segitunya ingin meminta maaf dan benar-benar takut akan kehilanganku. Dan aku sangat merasa berdosa sekali kalau aku tau ternyata dia sampai sakit memikirkanku dan katanya berat badanya menurun gegara nafsu makan down, iya memang dia selalu begitu kalau punya masalah apalagi menyangkut pertemanan, aku merasa jadi teman terjahat yang pernah ada. Sebelum punya masalah yang sebeginiya memang aku yang selalu yang menyemangatinya supaya dia makan teratur supaya berat badanya naik, dan memang iya berat badanya perlahan naik, walaupun gak menunjukan hasil yang signifikan. Dan ternyata aku merindukanya selama ini, selama ini aku merasa sangat jauh sekali dengan dia, aku gak pernah menganggap dia ada walaupun dia ada disampingku. Dan mustinya aku lah yang meminta maaf padanyan akan semua kejadian ini. Akulah yang seperti anak-anak yang selalu mau dimengerti. Mustinya aku paham, walaupun sudah menjadi teman dekat kita pasti juga punya ruang-ruang rahasia, dan aku mustinya gak marah kalau dia tidak meminjamkan bb nya ke aku, mungkin saja disitu ada rahasia besar yang iya miliki. Dan aku juga gak pantas marah ketika dia pulang dulu, emang karan suasana udah malam, dan dia pulang naik angkutan umum. Baru sadar betapa egoisnya aku ini yang masih memikirkan kesalahan seorang yang udah aku anggap adik ini, dan dia pula yang meminta maaf. Harusnya aku lah yang meminta maaf atas ini semua. Harusnya aku merasa beruntung punya teman seperti dia, yang terkadang mengalah untuk aku, bukan nmalah meniggalkanya sendiri..
Maafin tika ya lisa :')
Tika sayang lisa
Puisi lingkaran dia ganti ini ajaya, hehehe ^.^
Kamis, 28 November 2013
Antara aku dan duniaku -1-
Mungkin suatu anugrah sekali hujan dihari libur kuliah sepeti ini. Setidaknya mereka bisa tidur nyenyak tanpa harus takut kesiangan ke kampus. bagi MEREKA yg kuliahnya hanya kuliah aja ya, tanpa embel-embel jurnal dan praktikum, hehehehe :)
minta acc asslab, mugkin adalah makanan yang sekarang rasanya bak ayam goreng bumbu sajiku. Sudah mulai terbiasa mengejar mereka, untungnya asslab pada baik semua #Ekhem
Secara tidak langsung sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di kampus yang notabene sedikit sibuk. Pagi kuliah, siang praktkum, pulang malam, dan malam nulis jurnal. begitu seterusnya..
Menikmati segalanya adalah usahaku menghilangkan kejenuhan yang kerap singgah. Melawan segalnya dengan terus berdoa..
Terkadang aku merasa waktu terbaik untuk merenungkan itu semua adalah sewaktu warna langit mulai kehilangan warna jingganya, disaat aku pulang praktikum menuju rumah bersama motor kesayangan (ciglin). Dimana aku bersama kendaraan-kendaraan lainya dan sorotan lampu-lampu kendaraan yang tak jarang aku sangat amat pusing dibuatnya, walaupun sudah dibantu dengan kacamata aku masih sering susah untuk melihat jelas mungkin karna pancaran sorotan lampu-lampu yang menyilaukan itu. Yasudalah, lagi-lagi aku mencoba menikmati semua. Orangtua juga sudah mulai memaklumi itu semua, berbeda dengan saat pertama kali praktikum dan itu pulangnya juga malam. lagi-lagi hanya bisa menikmati tanpa harus banyak mengeluh.
Continue....
minta acc asslab, mugkin adalah makanan yang sekarang rasanya bak ayam goreng bumbu sajiku. Sudah mulai terbiasa mengejar mereka, untungnya asslab pada baik semua #Ekhem
Secara tidak langsung sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di kampus yang notabene sedikit sibuk. Pagi kuliah, siang praktkum, pulang malam, dan malam nulis jurnal. begitu seterusnya..
Menikmati segalanya adalah usahaku menghilangkan kejenuhan yang kerap singgah. Melawan segalnya dengan terus berdoa..
Terkadang aku merasa waktu terbaik untuk merenungkan itu semua adalah sewaktu warna langit mulai kehilangan warna jingganya, disaat aku pulang praktikum menuju rumah bersama motor kesayangan (ciglin). Dimana aku bersama kendaraan-kendaraan lainya dan sorotan lampu-lampu kendaraan yang tak jarang aku sangat amat pusing dibuatnya, walaupun sudah dibantu dengan kacamata aku masih sering susah untuk melihat jelas mungkin karna pancaran sorotan lampu-lampu yang menyilaukan itu. Yasudalah, lagi-lagi aku mencoba menikmati semua. Orangtua juga sudah mulai memaklumi itu semua, berbeda dengan saat pertama kali praktikum dan itu pulangnya juga malam. lagi-lagi hanya bisa menikmati tanpa harus banyak mengeluh.
Continue....
Selasa, 26 November 2013
Surat Cinta Palsu...
Sama sekali tidak pernah terbayangkan bakal negabacai salah satu kumpulan puisi ku di depan orang banyak. Apalagi ini masalahnya harus tertuju pada satu orang lelaki, yg saat ini menjadi assisten lab (Tablet). Ya, memang terkadang ada lab tertentu yang apabila praktikum sudah di akhir maka assistennya seneng banget ngerjai kita-kita (praktikan) nya. Asik sih menambah kehangatan suasana biar jarak antara asslab dan praktikan tidak terlalu garing. Tapi kali ini aku sama sekali gak pernah menyangka kalau aku yang bakalan jadi korbang "cie-ciean" para teman-teman. Ya, aku yang terpilih membacakan surat cinta yang menjadi sarat masuk lab, itu bertujuan untuk kita mau gak mau emang harus membuat surat cinta yang harus kita tujukan pada asslab yang berlawan jenis dengan kita. Sontak, aku mendadak tremor bahkan potongan kertas yang aku pegang ikut bergetar mengikuti getaran tangan ku, aku mau gak mau harus memenuhinya. Mulailah aku bacakan kata demi kata apa yng tertulis di kertas itu disamping abang asslab. Wah, sama sekali gak bisa kubayangkan gimana raut wajahku saat itu, pengen saja rasanya aku pigsan saat itu. Sebenarnya itu gak benar-benar dari hati, karna memang hanya sebuah persyaratan saja. Tapi aku masih merasa bersalah mengungkapkan semua itu, kenapa aku tidak mengcopas dari internet seperti yang temen-temen lakuin, kenapa harus karangan aku sendiri yang notabene puisi super galau padahal itu hanya imajinasi saja, hehehe. Tapi apapun itu aku berharap abang asslab gak pernah menganggap itu beneran, itu hanya gurauan dan bagian dari acting :)
-AR-
-AR-
Minggu, 24 November 2013
..
Mungkin ada saatnya dimana semua
ingin kuhentikan.
Takkan pernah tersisa semangat
yang dulu pernah berkobar untuk penyemangat hatiku.
malam dan dingin
rindu akan semua, ketika tak terhitung berapa lamanya sudah waktu itu. Ketika kau menggendongku di punggungmu, ketika kau julurkan lidahmu dan aku pun bersedih. Secepat itu waktu mengambinya ketika aku belum sempat berbagi apapun untukmu saat ini. Mencoba memahaminya sendiri ketika aku harus tak sengaja mengingatnya. Saat masa kita bahagia tanpa harus tau batasan ini itu. Dan sekarang kau seolah jauh, entah siapa dan apa yang membuatmu sekarang berubah seperti itu. Mungkin kau gak pernah tau betapa sakitnya rindu ini. Ingin menyetuhmu, tapi aku merasa kita bukanlah kita yang dulu yang selalu bersama saling bercanda dengan rasa takut kalau kau menyakitiku. Dan kita seolah orang lain yang saling bermusuhan. Tak pantaskah aku memanggilmu dan bermanja denganmu ketika kita berbicara tentang apa yang terjadi di tempatku dan tempatmu. Ingin mengubur ini semua dalam-dalam dan berharap suatu saat kau jugalah yang akan menggalinya dan mengangkat ini untuk kau jadikan sebuah pembelajaran kalau kau telah lama pergi dan masih ada hati hati yang dengan setia menunggumu berubah..
Langganan:
Postingan (Atom)